Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini, bukan halangan orang untuk berwisata. Kegiatan wisata tetap bisa dilakukan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Menurut dr. Ratih C. Sari, Tenaga Kesehatan dan Pelaku Perjalanan Wisata, bahwa penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata sudah sangat layak untuk dikunjungi wisatawan. "Saya perhatikan saat berwisata ke Bali, dalam pelaksanaannya pemerintah sudah mendesain langkah untuk menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat saat berwisata," ujarnya, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Rabu (9/6/2021).
Baca Juga
Advertisement
Dokter Ratih menambah, perasaan aman bagi masyarakat dan diimbau pula bagi wisatawan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan 3M. "Selama kita menjalankan protokol tersebut, sebenarnya tidak mengurangi kesenangan yang kita dapat dari kegiatan berwisata. Sehingga kita bisa kembali ke rumah dengan kondisi sehat," imbuhnya.
Saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sangat berusaha untuk menangani dampak COVID-19 ini di sektor pariwisata bersama asosiasi pengusaha lainnya. Ia berharap dengan adanya stimulus yang digelontorkan pemerintah akan membangkitkan sektor pariwisata ini.
"Tidak sampai di situ, pemerintah juga terus memikirkan cara supaya stimulus yang diberikan ini efektif," terang Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pulihkan Sektor Pariwisata
Saat ini Kemenparekraf terus berupaya memulihkan sektor pariwisata Indonesia dengan meluncurkan beberapa program kebijakan. Salah satunya program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) yang tahun ini jumlahnya sebesar Rp60 miliar.
Selain itu, Kemenparekraf juga tengah menggodok Dana Hibah Pariwisata jilid II pada 2021. Program tersebut merupakan pemulihan ekonomi nasional dari Kemenparekraf.
Percepatan pembangunan kawasan lima destinasi super prioritas di tanah air juga dilakukan, yaitu di Mandalika, Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Pengembangan lima destinasi superprioritas dilakukan dari berbagai aspek, sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Mulai dari akselerasi infrastruktur yang dikerjakan lintas sektor serta implementasi Cleanliness, Health, Safety, danEnvironment (CHSE) di destinasi wisata.
Advertisement
Promosi Wisata Domestik
Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Henky Manurung mengatakan ada keyakinan pertumbuhan di sektor pariwisata akan bisa kita capai. Ia mencontohkan perekonomian Yogya yang mulai bangkit.
"Sebagai contoh, secara aktual perekonomian di Yogyakarta sekarang tumbuh di angka enam persen dan diikuti oleh pertumbuhan angka keterisian hotelnya juga. Dengan situasi sekarang ini sebenarnya masyarakat rindu untuk berwisata tetapi tetap dengan menjaga protokol kesehatan," ujar Henky.
Dengan adanya dukungan pemerintah, saat ini ASITA mempromosikan destinasi wisata lokal atau domestik. "Sebelumnya, kita susah mempromosikan wisata ke-34 Provinsi, namun dengan adanya lima destinasi super prioritas nasional, memberikan ruang baru bagi promosi destinasi wisata domestik untuk warga Indonesia," kata Nunung.
Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi
Advertisement