Top 3 News: Melihat Sekolah Tatap Muka Terbatas saat Kasus Covid-19 Melonjak

Langkah Mendikbud Nadiem dengan menerapkan sekolah tatap muka terbatas di tengah tren kasus covid-19 melonjak usai libur Lebaran dinilai sebagai tindakan yang mengedepankan emosional.

oleh Pramita TristiawatiAdy AnugrahadiMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 10 Jun 2021, 08:56 WIB
Sejumlah murid SDN Kota Baru mengikuti ujian penilaian akhir sekolah di SDN Kota Baru 3 Bekasi, Jawa Barat, Senin (8/6/2021). Ujian yang dilaksanakan secara tatap muka tersebut diikuti kelas 4 dan 5. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah dalam hal ini Mendikbud Ristek Nadiem Makarim berencana kembali membuka belajar tatap muka terbatas pada Juli mendatang. 

Meski kasus positif di sejumlah wilayah dilaporkan mengalami lonjakan secara drastis, hal tersebut tak menyurutkan langkah Nadiem untuk meminta anak didik kembali bersekolah. Berita ini terpopuler pertama di top 3 news, Rabu, 8 Juni kemarin.

Atas kebijakan Nadiem tersebut, Pengamat Pendidikan, Muhammad Ramli Rahim pun angkat suara. Dia menyebut langkah pemerintah dengan membuka pembelajaran tatap muka di tengah kondisi kasus positif Covid-19 meningkat, sebagai bentuk tindakan yang lebih mengedepankan emosional.

 

Berita terpopuler lainnya terkait vaksinasi massal di  ICE BSD, Tangerang yang dinilai telah mengabaikan protokol kesehatan.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi, kondisi tersebut disebabkan lantaran peserta vaksinasi datang tidak sesuai dengan jadwal yang telah diatur sehingga terjadi kerumunan.

Dari kasus investasi bodong Lucky Star juga tak kalah jadi sorotan. Berdiri pada 2007, jumlah korbannya diperkirakan telah mencapai 100 orang bahkan bisa lebih. Aliran dana para investor diduga diselewengkan oleh HS. 

Polisi kini tengah memburu mantan suami HS yang diduga mengetahui kemana aliran dana tersebut diselewengkan. Sementara itu, HS mengaku memperkenalkan perusahaannya kepada para investor melalui media sosial.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Rabu, 9 Juni 2021: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. HEADLINE: Jelang Sekolah Tatap Muka Terbatas Juli 2021, Mekanisme dan Pengawasannya?

Siswa menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ruang kelas pada pada hari pertama uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Kenari 08 Pagi Jakarta, Rabu (7/4/2021). Pemprov DKI Jakarta mulai melakukan uji coba pembelajaran tatap muka secara terbatas di 100 sekolah (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mendikbud Ristek Nadiem Makarim kukuh akan membuka sekolah tatap muka terbatas pada tahun ajaran baru, Juli 2021 mendatang. Penerapan kebijakan ini menjadi harga mati kendati tren kasus covid-19 saat ini melonjak usai libur lebaran.

Dia beralasan masa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia. "Tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," tegas Nadiem dalam acara yang disiarkan YouTube Kemendikbud RI, Rabu 2 Juni 2021 lalu.

Langkah Mendikbud Nadiem itu dinilai sebagai tindakan tergopoh-gopoh yang mengedepankan emosional. Seharusnya, Nadiem tidak mewajibkan anak didik melakukan pembelajaran tatap muka terbatas di tengah pandemi yang belum terkendali.

Pengamat Pendidikan, Muhammad Ramli Rahim mengatakan, sangat sulit kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas ini diterapkan karena saat ini kasus Covid-19 di sejumlah daerah meningkat drastis.

Untuk itu, Ramli meminta pemerintah pusat agar menyerahkan hal ini kepada pemerintah daerah dalam menerapkan kebijakan tersebut. Karena mereka yang lebih mengetahui kondisi sebenarnya di daerah masing-masing.

Ia pun menilai kurang tepat pernyataan Nadiem yang membandingkan sekolah dengan pelayanan umum yang sudah dibuka. Sebab itu beda subjek.

 

Selengkapnya...


2. Penjelasan Pemkab Tangerang soal Membeludaknya Peserta Vaksinasi Covid-19 di ICE BSD

Antrean warga untuk mengikuti vaksinasi massal Covid-19 di ICE BSD Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Pemerintah Kabupaten Tangerang mengklarifikasi pemberitaan terkait membeludaknya peserta vaksinasi massal Covid-19 di ICE BSD pada Selasa 8 Juni 2021 kemarin hingga menyebabkan berkurangnya penerapan protokol kesehatan (Prokes).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi mengatakan, penumpukan terjadi lantaran masyarakat tidak disiplin datang sesuai jadwal yang diatur. Setelah kedatangan dari kecamatan disetop oleh Sekda Kabupaten Tangerang, antrean berangsur membaik dan tidak ada lagi desak-desakan.

"Kami telah mengatur jadwal kedatangan peserta vaksinasi Covid-19 di ICE BSD Kabupaten Tangerang," ucap dr Hendra Tarmizi kepada tim liputan Diskominfo Kabupaten Tangerang pada Selasa malam pukul 21.00 WIB.

Vaksinasi massal yang melibatkan tenaga pengajar dan orang lanjut usia (Lansia) sebanyak 4.665 orang ini digelar bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Astra Grup.

Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, tersedia sekitar 10 ribu dosis untuk vaksinasi Covid-19 tenaga pendidikan dan lansia yang digelar selama dua hari, 8-9 Juni 2021 di ICE BSD Pagedangan.

Menurut Bupati, pemerintah telah mengatur jadwal kedatangan peserta vaksinasi. Karena banyaknya warga yang datang bersamaan, pemerintah terus berusaha mengurai kepadatan peserta vaksinasi.

 

Selengkapnya...


3. Polisi Buru Mantan Suami HS, Pemilik Perusahaan Investasi Bodong Lucky Star

Polres Metro Jakarta Barat mengamankan terduga pelaku penipuan investasi bodong perusahaan bernama Lucky Star. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat memburu pihak-pihak yang terlibat mengajak investor menghimpun dana di Lucky Star, perusahaan perdagangan forex diduga ilegal atau bodong.

"Kami tidak berhenti di sini kita masih akan mencari beberapa terduga yang juga ikut terlibat," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo, Selasa (8/6/2021).

Ady menerangkan, perusahaan Lucky Star berdiri pada 2007. Saat itu, kata dia, salah seorang pelaku yakni HS bekerjasama dengan suaminya merekrut investor.

Latar belakang suami HS sebagai mantan pialang disinyalir membuat orang-orang akhirnya percaya menanamkan uang.

Ady menyebut, sejauh ini diketahui korban dari investasi bodong itu diperkirakan berjumlah 100 orang. Namun, pihaknya baru bisa mengidentifikasi 53 orang dengan total kerugian mencapai Rp 15,6 miliar.

 

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya