Kementerian ESDM Usul Tambahan Anggaran Rp 1,75 Triliun di 2022

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajukan anggaran tambahan Rp 1,75 triliun dalam pagu indikatif 2022

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Jun 2021, 20:15 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajukan anggaran tambahan Rp 1,75 triliun dalam pagu indikatif 2022. Adapun pagu indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 5,45 triliun.

"Kami mengusulkan tambahan pagu sebesar Rp 1,75 triliun. Ini mengubah anggaran 2022 menjadi Rp 6,7 triliun," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Ego Syahrial saat menggelar rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (10/6/2021).

Ego memaparkan, terdapat tujuh unit kerja yang mengusulkan tambahan anggaran di tahun depan. Seperti Sekretariat Jenderal sebesar Rp 50 miliar, lalu Inspektorat Jenderal Rp 45 miliar.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) jadi unit kerja dengan pengajuan anggaran tambahan tertinggi, senilai Rp 997 miliar.

Kemudian Ditjen Ketenagalistrikan sebesar Rp 326 miliar, Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Rp 30 miliar, Badan Geologi Rp 29 miliar, serta Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rp 271 miliar.

Menurut Ego, usulan anggaran tambahan tersebut akan sangat berguna untuk membantu masing-masing unit kerja menjalankan programnya di 2022 mendatang.

"Seperti Ditjen Migas untuk penambahan jaringan gas, Ditjen EBTKE untuk penambahan PLTS atap, Badan Geologi untuk pos pengamatan gunung berapi, dan lain-lain," tutur Ego.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Indonesia Temukan Cadangan Gas Baru, Cukup untuk 800 Tahun

PGN sebagai bagian dari Holding Migas PT Pertamina (Persero) berkomitmen melaksanakan mandat pemerintah untuk mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai core business.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan pada penelitian tahun 2004 telah ditemukan cadangan gas metana hidrat di sejumlah perairan nusantara. Volumenya mencapai 840 ribu kubik yang tersebar di wilayah lepas pantai Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa di sebelah barat daya dan Selat Makassar di Sulawesi.

"Pada penelitian tahun 2004 ditemukan ada cadangan gas metan hidran dengan volume 840 ribu kubik," kata Arfin dalam Webinar Legal and Policy Framework For the Development of Offshore Methane Hydrate as the Indonesia's Future Transitional Clean Energy, Jakarta, Selasa (8/6/2021).

Dari cadangan yang telah ditemukan, Arifin menyebut 840 ribu kubik gas metana hidrat ini setara dengan 8 kali lipat cadangan gas alam yang dimiliki Indonesia. Bila ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif baru, maka bisa mendukung ketahanan energi nasional dalam 800 tahun kedepan.

"Jumlah tersebut setara dengan 8 kali lipat cadangan gas alam saat ini. Sehingga kita berharap sumber energi alternatif baru ini bisa mendukung ketahanan energi nasional selama 800 tahun ke depan," kata dia.

Arifin menambahkan bila dilakukan penelitian lebih lanjut, dia memperkirakan akan ada volume cadangan gas metan hidrat Indonesia mencapai 3.000 kubik. Melihat jumlahnya yang berlimpah dan bernilai ekonomi strategis, maka pengembangan gas metana hidrat ini bisa menjadi pilihan dalam menggunakan energi yang lebih bersih daripada minyak dan batubara.

"Pengembangan gas metan ini merupakan opsi yang lebih bersih dibandingkan minyak dan batubara," kata dia,

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya