Liputan6.com, Jakarta - Inggris memperingati Hari Laut Sedunia yang jatuh pada 8 Juni 2021 dengan komitmen untuk memimpin perlindungan laut di dunia. Negara G7 juga sepakat untuk mengejar target 30by30.
Target 30by30 adalah ambisi global untuk melestarikan atau melindungi 30 persen wilayah lautan dan daratan pada 2030.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan pernyataan Kedutaan Besar Inggris, Jumat (11/6/2021), sudah ada 80 negara yang mendukung inisiatif yang dipimpin Kerajaan Inggris Raya bernama Aliansi Laut Global. Tujuannya untuk melindungi setidaknya 30 persen lautan global.
Menteri Lingkungan Kerajaan Inggris Raya George Eustice mengatakan, Inggris adalah pemimpin global dalam perlindungan laut, dan Inggris memimpin secara internasional untuk menjamin laut yang sehat dan berkelanjutan.
"Kita harus mencapai keseimbangan dalam mendukung industri yang berkelanjutan sambil meningkatkan perlindungan bagi laut kita untuk memastikan ekosistem laut yang sehat, tangguh, dan beragam, dan kita akan bekerja sama dengan berbagai pihak saat kita mengembangkan perlindungan di masa depan," ujar Eustice.
Kerajaan Inggris Raya juga telah meluncurkan rencana untuk meningkatkan perlindungan bagi perairan Inggris melalui skema percontohan untuk menetapkan situs laut di Inggris sebagai "Kawasan Laut yang Sangat Dilindungi."
Akan ditetapkan larangan bagi semua kegiatan yang dapat merusak satwa liar atau habitat laut di kawasan tersebut. Sebuah tinjauan ilmiah menemukan bahwa kawasan laut yang Sangat Dilindungi memainkan peran penting dalam membantu pemulihan ekosistem laut yang lebih luas.
Berbagai Isu Kelautan
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins juga menyorot bahwa Indonesia memiliki kehidupan laut dan laut yang luar biasa, serta keanekaragaman ikan terumbu karang tertinggi di dunia.
Ia berharap dengan menjaga sumber daya laut maka dapat memastikan generasi mendatang juga bisa menikmati keindahan bahari.
“Sekitar 54% pasokan protein hewani Indonesia berasal dari ikan dan makanan laut. Dan Indonesia memasok sekitar 10% komoditas kelautan dunia. Jutaan orang Indonesia bergantung pada laut untuk makanan, mata pencaharian, dan juga untuk rekreasi”, tukas Owen,
Owen mengungkapkan bahwa Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan dalam isu kelautan, misalnya dengan menjadi tuan rumah konferensi Our Oceans pada tahun 2018, dan dengan membentuk Archipelagic and Island States Forum, di mana Kerajaan Inggris Raya adalah salah satu anggotanya.
“Pekerjaan itu telah menunjukkan perbedaan yang dibuat Indonesia ketika membawa kepemimpinan, pengetahuan, keahlian, dan pengalamannya ke dalam diskusi global ini. Saya berharap Indonesia melakukan hal yang sama dan mempertimbangkan untuk bergabung dalam janji global '30by30'.
"Dengan menjaga sumber daya laut yang penting ini berarti kita memastikannya agar bisa dinikmati oleh generasi mendatang”, ujar Owen.
Kerajaan Inggris Raya juga meningkatkan perannya sebagai pemimpin global dalam perlindungan laut dengan beralih menjadi anggota penuh di Ocean Risk and Resilience Action Alliance (ORRAA), sebuah aliansi yang menyatukan sektor keuangan, pemerintah, organisasi nirlaba untuk merintis cara inovatif dalam mendorong investasi ke ekosistem penting seperti terumbu karang, hutan bakau, padang lamun, lahan basah, dan pantai yang menyediakan solusi berbasis alam untuk membangun ketahanan terhadap perubahan iklim.
Advertisement