Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Akhir Pekan

Bursa saham Asia cenderung bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 11 Juni 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 11 Jun 2021, 09:17 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat pagi, (11/6/2021), mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street dengan indeks saham S&P 500 cetak rekor tertinggi.

Di indeks saham Jepang Nikkei 225 menguat 0,16 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix mendatar. Di Korea Selatan, indeks saham Kospi naik 0,57 persen. Indeks saham ASX 200 cenderung mendatar. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,14 persen.

Di Wall Street, indeks saham S&P 500 menguat 0,5 persen ke posisi tertinggi 4.239,18. Indeks saham Dow Jones mendaki 19,1 poin ke posisi 34.466,24. Sementara itu, indeks Nasdaq bertambah 0,78 persen ke posisi 14.020.

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) setelah rilis laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang diawasi ketat.

Harga konsumen AS melonjak 5 persen pada Mei 2021, dan merupakan laju tercepat sejak Agustus 2008. Angka harga konsumen itu lebih tinggi dari prediksi ekonom sekitar 4,7 persen.

Indeks dolar AS berada di posisi 90,073 setelah bergerak fluktuaktif di kisaran level 90 pada pekan ini. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,37 per dolar AS.

Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak mentah berjangka Brent melemah 0,12 persen menjadi USD 72,43 per barel. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat turun 0,13 persen menjadi USD 70,20 per barel.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Bursa Saham Amerika Serikat Kompak Menguat

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 10 Juni 2021. Indeks S&P 500 naik ke level tertinggi sepanjang masa seiring investor mengabaikan laporan inflasi utama yang menunjukkan kenaikan tekanan harga yang lebih besar dari perkiraan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,5 persen ke rekor penutupan tertinggi di 4.239,18. Indeks S&P 500 juga mencapai rekor intraday di posisi 4.249,74, melampaui level tertinggi pada 7 Mei 2021 setelah pasar diperdagangkan sideway selama sebulan.

Indeks Dow Jones naik 19,10 poin atau kurang dari 0,1 persen menjadi 34.466,24. Indeks Nasdaq naik 0,8 persen menjadi 14.020,33.

Harga konsumen untuk Mei berakselerasi pada laju tercepat sejak musim panas 2008 di tengah pemulihan ekonomi dari resesi yang dipicu pandemi COVID-19. Indeks harga konsumen yang mewakilii makanan, energi, bahan makanan dan harga barang naik lima persen dari tahun lalu. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones telah mengharapkan kenaikan 4,7 persen.

“Saya pikir ada banyak orang yang menahan diri, yang ingin melihat angka inflasi yang lebih panas,” ujar Jim Cramer dari CNBC, dilansir Jumat, 11 Juni 2021.

Kekhawatiran lonjakan inflasi telah membebani pasar saham pada bulan lalu. Investor khawatir lonjakan harga akan menaikkan biaya bagi perusahaan memicu kenaikan suku bunga dan menyebabkan the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat menghapus kebijakan kelonggaran moneternya.

“CPI ini tidak akan mengubah narasi secara dramatis, dan masih ada indikasi bahwa momentum inflasi akan mereda dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli dilansir dari CNBC.

Banyak ekonom juga mengatakan lonjakan biaya mobil bekas dapat mencondongkan pembacaan inflasi.. Harga mobil dan truk bekas melonjak lebih dari 7 persen. Lonjakan harga mobil bekas kemungkinan mencerminkan fenomena sementara terkait pandemi COVID-19 dan pasokan mobil.

Sebuah laporan terpisah yang dirilis pada Kamis pekan ini menunjukkan klaim pengangguran untuk pekan terakhir 5 Juni mencapai 376.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan Dow Jones mencapai 370.000. Jumlah tersebut masih menjadi yang terendah pada era pandemi COVID-19.

Di sisi lain, saham UPS naik sekitar 1 persen setelah kenaikan dari JPMorgan. Saham Boeing menguat, tetapi Delta Airlines tergelincir.

Sementara itu, saham ritel video game dan meme GameStop turun 27 persen bahkan setelah perusahaan menunjuk mantan eksekutif Amazon Matt Furlong untuk menjadi CEO berikutnya dan mengatakan penjualan naik 25 persen pada kuartal terakhir. Perusahaan juga menyatakan akan menjual hingga 5 juta saham tambahan.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya