Liputan6.com, Jakarta Penggunaan antibiotik secara tidak bijak dapat berbahaya bagi kehidupan manusia itu sendiri. Hal itu bisa menyebabkan timbulnya bakteri yang resistan atau lebih kebal terhadap pengobatan.
Erwin Astha Triyono, dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik-infeksi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengatakan bahwa bakteri bisa menjadi bakteri resistan dengan empat cara: mutasi, gene exchange, selection pressure dan transmisi.
Advertisement
"Mutasi dan gene exchange ini milik kuman, tidak bisa diganggu siapapun. Jadi otomatis begitu kita memberikan antibiotik, secara teori sudah bisa terjadi mutasi di sini," kata Erwin dalam seminar daring Pfizer pada Kamis (10/6/2021).
Sementara, selection pressure dapat terjadi melalui penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Ia mengatakan, dalam situasi normal, bakteri yang resistan dan sensitif berada dalam kondisi yang seimbang.
"Suatu saat, karena anomali tertentu, sehingga kita menggunakan antibiotik yang tidak sesuai dengan protokol. Semakin kita berikan, maka yang mati adalah kuman yang sensitif. Sedangkan yang kebal akan tetap bisa tumbuh karena tidak bisa mati dengan antibiotik," katanya.
Erwin pun mengatakan, dua faktor penyebab bakteri menjadi kebal yang bisa dicegah oleh manusia adalah dengan selection pressure dengan penggunaan antibiotik secara bijak, serta mencegah transmisi dengan cuci tangan.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Kesalahan Penggunaan Antibiotik
Erwin melanjutkan, semakin antibiotik digunakan secara sembarangan, maka kerugian yang lebih besar bisa timbul karena obat itu bisa tak lagi efektif.
Overuse atau pemakaian yang berlebihan menjadi salah satu bentuk penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
"Overuse itu misalnya antibiotik harusnya untuk tiga hari tetapi diberikan sampai berlama-lama. Atau antibiotik yang harusnya (memakai yang) sederhana, tetapi kita gunakan generasi terbaru," katanya.
Selain itu, misuse atau penggunaan yang salah, juga bisa berpotensi menyebabkan bakteri menjadi kebal antibiotik. Hal ini misalnya pemberian obat antibiotik untuk penyakit yang seharusnya tidak memerlukannya.
"Kemudian penjualan bebas, ini yang harusnya kita hindari," kata Erwin. "Yang tidak kalah pentingnya adalah antibiotik pada pakan ternak."
Advertisement
Bijak dalam Menggunakan Antibiotik
Imran Agus Nurali, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan mengatakan, antibiotik merupakan salah satu dari jenis antimikroba.
Beberapa antimikroba lainnya seperti antivirus dan antijamur.
"Tentunya kasus-kasus mana yang jamur jangan diobati dengan antibiotik. Virus juga tidak memerlukan antibiotik karena dia bisa dengan self-limiting disease misalkan, kalau kondisinya tidak berat."
Selain itu, bahaya bakteri resistan juga bisa muncul dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat di industri perikanan atau peternakan. Seringkali, hewan ternak diberi antibiotik sebagai penggemuk.
"Kalau penggunaan antibiotik terlalu berlebihan lalu dimakan oleh manusia, bisa juga terjadi resitansi antibiotik yang tanpa disadari," ujarnya.
Imran mengatakan, dalam menggunakan antibiotik secara bijak, masyarakat pun dapat mengikuti panduan 5T yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
5T itu adalah: tidak membeli antibiotik sendiri tanpa resep dokter, tidak menggunakannya untuk selain infeksi bakteri, tidak menyimpan antibiotik untuk persediaan di rumah, tidak memberikan antibiotik sisa untuk orang lain, serta tanyakan pada apoteker informasi obat antibiotik.
Infografis 6 Cara Ini Bisa Cegah & Obati Pasien Covid-19?
Advertisement