Perayaan Idul Fitri di Malaysia Picu Kemunculan 58 Klaster Baru COVID-19

Sebanyak 13.023 orang Malaysia dites COVID-19, dengan 27 persen di antaranya positif.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Jun 2021, 13:31 WIB
Umat Muslim yang mengenakan masker untuk meredam penyebaran wabah virus corona melaksanakan sholat Idul Fitri menandai akhir bulan suci Ramadhan di luar Masjid Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (13/5/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perayaan Idul Fitri di Malaysia baru-baru ini telah memicu 60 klaster COVID-19 yang melibatkan 3.511 kasus, kata kementerian kesehatan Negeri Jiran.

Dari 13 Mei hingga 10 Juni, pihak berwenang mengatakan bahwa 58 klaster yang terkait dengan Hari Raya Puasa dan dua klaster yang terkait dengan Hari Gawai.

Sebanyak 13.023 orang dites COVID-19, dengan 27 persen di antaranya positif, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (11/6/2021).

Sabah menyumbang jumlah klaster tertinggi di Malaysia dengan 11 lokasi. Sementara Sarawak dan Kedah masing-masing mencatat delapan dan tujuh klaster.

Perak dan Kelantan masing-masing memiliki enam klaster, dengan masing-masing lima di Johor dan Pahang. Melaka mencatat tiga klaster, yang masing-masing dua di Labuan, Selangor dan Penang.

Tiga klaster tersisa yang terkait dengan perayaan meriah di Kuala Lumpur, Negeri Sembilan dan Terengganu.

Klaster-klaster ini mengakibatkan kematian 20 orang dengan 11 pasien masih di unit perawatan intensif pada Kamis 10 Juni, kata direktur jenderal kesehatan Noor Hisham Abdullah dalam laporan hariannya.

Jumlah pasien di unit perawatan intensif di Malaysia telah mencapai angka rekor selama 17 hari berturut-turut, dari 25 Mei hingga 10 Juni.

Jumlah tersebut menembus angka 900 pada 7 Juni dan mencapai 911 pada 10 Juni.

 


Situasi Mengkhawatirkan

Seorang wanita mengenakan masker di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, (13/2/2020). Total kematian akibat virus tersebut di Provinsi Hubei hingga Rabu (12/2) mencapai 1.310 orang. (AFP/Mohd Rasfan)

Dr Noor Hisham mengatakan, peningkatan infeksi dan kematian yang terkait dengan kelompok perayaan hari raya itu "serius dan mengkhawatirkan" karena terjadi dalam waktu singkat.

"Sudah menjadi tanggung jawab semua untuk melindungi mereka yang rentan, terutama orangtua lanjut usia di kampung halaman kita, dengan tidak mengekspos mereka ke virus corona," tambahnya.

Dr Noor Hisham juga mengatakan bahwa Malaysia harus mencontoh negara tetangga yang telah berhasil mengendalikan situasi pandemi.

"Mereka telah menunjukkan bahwa dengan kerja sama semua pihak dan kepatuhan terhadap prosedur operasi standar yang ditetapkan, kehidupan normal dapat dimungkinkan."

Hingga Kamis (10/6), Malaysia telah melaporkan total 639.562 kasus COVID-19, di mana 79.848 di antaranya masih aktif atau menular.

Sejak awal pandemi, negara ini telah melihat total 2.422 klaster. Sebanyak 745 di antaranya masih aktif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya