Liputan6.com, Jakarta - Perhiasan dari air susu ibu (ASI) mungkin bisa membuat Anda mengernyitkan dahi. Tapi, dua ibu asal Dalkeith, Midlothian, Skotlandia, Lauren Devine dan Victoria Bradley, mampu mewujudkannya menjadi bisnis yang menguntungkan.
Perhiasan dari ASI bermerek Boob Bling itu banyak diburu pelanggan yang membelinya sebagai hadiah sentimental. Perhiasan itu juga sangat populer di kalangan pria yang membeli untuk istri atau pacar mereka.
Melansir Daily Star, Jumat (11/6/2021), proses pembuatan perhiasan itu dilakukan di dalam laboratorium. Keduanya menemukan ketika cairan tubuh itu mengkristal, bentuknya mirip dengan batu permata berharga. Mereka membentuknya menjadi cincin, kalung, dan anting-anting.
Baca Juga
Advertisement
"Pelanggan memesan di situs web, lalu kami mengirimi mereka paket susu. Mereka kemudian mengirimkan sekitar lima mililiter ASI mereka kepada kami, dan kami memprosesnya menggunakan formula khusus kami," jelas Lauren.
Setelah diproses, cairan berubah menjadi pasta. Ia kemudian mendiamkannya selama dua minggu sampai mengkristal. Setelah itu barulah digiling menjadi bubuk.
"Kemudian, kami membuat batu dan menyesuaikannya dengan permintaan pelanggan," ujarnya.
Ia mengaku mendapat banyak pesanan dari pria untuk pasangan mereka. Ia berpendapat, kemungkinan para pria menyadari betapa sulitnya menyusui anak mereka. "Saya pikir ketika pria melihat betapa sulitnya menyusui, mereka kagum dengan betapa menakjubkannya istri mereka, jadi ingin memberi mereka ini sebagai hadiah," ujarnya.
Tak ada alasan aneh di balik usaha membuat perhiasan dari ASI. Lauren ingin menyusui dianggap publik sebagai hal yang wajar dan normal. Selain ASI, perusahaannya juga pernah diminta membuat perhiasan dari bubuk plasenta dan abu jenazah.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Awal Merintis Usaha
Bisnis unik bermula ketika Lauren berhenti dari pekerjaannya di Lloyds Bank pada Januari 2020. Ia lalu bertemu Victoria yang bekerja sebagai penasihat bisnis di Edinburgh Napier University.
Mereka bertemu melalui media sosial saat lockdown pertama kali terjadi di Inggris Raya. Lauren saat itu sedang berjuang secara mental dan ingin menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama anak-anaknya, yakni Coral (5) dan Summer (3). Di sisi lain, Victoria memiliki aspirasi untuk memulai perusahaan ASI karena saat itu juga sedang menyusui anak.
Mereka ternyata memiliki ketertarikan yang sama akan perhiasan. Keduanya lalu memutuskan berbisnis bersama. Lauren mengambil kursus kilat membuat perhiasan selama beberapa waktu.
"Saya tipe gadis yang ketika dia berjalan di toko perhiasan, saya selalu harus berhenti," ujar Lauren.
Sementara, Victoria sudah memiliki ide di kepalanya ketika ia bertemu Lauren. Ia yang sedang cuti hamil menghabiskan waktu mengerjakan formula super rahasia yang menjaga ASI. Dapur rumahnya bahkan tak ubahnya seperti laboratorium.
"Begitu kami melakukannya dengan benar, kami membukanya. Kami menyebutnya Boob Bling karena itu mewakili merek," kata Lauren.”
"Kami tidak melakukan sesuatu yang terlalu berbunga-bunga atau musy, itu ada di wajahmu."
"Kami ingin menarik komunitas ibu-ibu badass - keibuannya tanpa filter."
Advertisement
Kekhawatiran Suami
Suami Lauren, Vinnie yang berusia 41 tahun, awalnya khawatir karena Lauren mengakhiri karir di perusahaannya. Tetapi, karena usaha itu membuatnya bahagia dan kariernya menggiurkan, dia sangat bangga dengan pasangannya itu.
Pengusaha itu menambahkan, "Sebelum saya memulai Boob Bling, saya berada di titik terendah, dan tidak berada di tempat yang baik secara mental. Perbedaan dalam diri saya sangat besar."
"Kami telah menggandakan penjualan per kuartal dan itu meningkat setiap bulan."
"Saya bahagia setiap hari dan memantul dari dinding, dan itu semua karena Boob Bling," ucap Laura.
Aksesori yang memiliki bentuk elegan itu dijual dengan harga sekitar 180 poundsterling atau setara Rp 3,6 juta untuk perak murni, dan 280 poundsterling atau Rp 5,6 juta untuk emas. Proses pembuatan setiap perhiasan membutuhkan waktu sekitar dua minggu. (Jihan Karina Lasena)
Syarat Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19
Advertisement