Liputan6.com, Surabaya - Pakar Imunologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Agung Dwi Wahyu Widodo mengungkapkan, walaupun sudah divaksinasi Covid-19, seseorang tetap dapat mengalami proses reinfeksi.
Menurutnya, hal itu timbul karena beberapa sebab. Pertama dikarenakan produk antibodi yang dihasilkan oleh vaksinasi masih belum tinggi. Alhasil, tubuh tidak mampu netralisasi virus yang masuk, sehingga virus menyebar dan menghasilkan penyakit.
Advertisement
“Pada beberapa kasus, walaupun sedikit, bisa terjadi reinfeksi pada varian baru Covid-19, Alpha. Begitu pula dengan varian Beta yang dapat menimbulkan re-infeksi juga walaupun tidak tinggi,” ujarnya, Jumat (11/6/2021).
"Yang kedua, pada orang tertentu kemungkinan antibodi memang tidak dihasilkan terlalu tinggi. Sehingga yang terjadi virus dapat bertahan dan menimbulkan infeksi," ucap Agung.
Agung mengatakan, Hongkong dan beberapa negara Eropa serta Amerika menemukan, ternyata virus yang menginfeksi setelah vaksinasi atau reinfeksi adalah virus yang berbeda varian.
"Hal semacam itu memungkinkan terjadinya proses reinfeksi. Meski sudah divaksin, karena coronavirus-nya beda varian, maka bisa terjadi proses re-infeksi tadi,” ujarnya.
Terkait efikasi vaksin pada varian baru, Agung menyampaikan, secara umum Varian Alpha dapat dinetralisir terhadap hampir semua vaksin. Sedangkan pada Varian Beta, banyak vaksin mengalami proses penurunan efikasi.
“Beberapa waktu yang lalu, WHO sudah merilis laporan riset tentang efikasi vaksin dari berbagai vaksin yang ada di dunia. WHO menyebutkan bahwa efikasi vaksin beragam antara satu orang dengan yang lain bagaimana responnya terhadap varian tadi,” ucap Dewan Pakar Satgas Covid-19 IDI Jatim ini.
Sinovac Masih Bisa Digunakan
Agung mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir tentang efikasi dari vaksin yang diberikan di Indonesia. Sebab vaksin Sinovac masih dapat digunakan pada kedua varian tersebut.
Secara epidemiologi, virus yang berasal dari Inggris dan Afrika Selatan itu mampu menyebar dengan cepat sehingga meningkatkan insiden serta menimbulkan kesakitan dan kematian yang tinggi. Untuk itu, Agung menyarankan agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
“Sarana dan prasarana perawatan harus ditingkatkan terutama keberadaan ruang isolasi untuk pasien, baik yang perlu diisolasi sebagai OTG ataupun orang yang mengalami sakit Covid-19 mulai dari ringan hingga berat," ujar Agung.
"Serta tidak lupa menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Dimulai dengan menggunakan masker yang benar; cuci tangan; menjaga jarak dengan baik; mobilitas dibatasi. Itu semua tujuannya dalam rangka untuk mencegah proses transmisi virus,” ucap Agung.
Advertisement