Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang memperlihatkan tiga bocah berseragam SD bergelantungan di keranjang untuk menyeberang sungai, viral di media sosial. Video tersebut langsung ditanggapi sinis oleh warganet. Mereka mengira pemerintah daerah tak becus membangun infrastruktur hingga bocah-bocah tersebut harus bertaruh nyawa hanya untuk ke sekolah. Namun kenyataannya tidak seperti yang warganet kira.
Jembatan keranjang yang dipakai bocah SD tersebut sebenarnya khusus untuk menyeberangi kelapa sawit. Jembatan akses utama yang biasa dipakai warga ada di sebelah jembatan keranjang tersebut. Jembatan keranjang milik pribadi yang punya kebun sawit, namun bocah SD itu menggunakannya untuk menyeberang. Padahal tindakan itu sangat berbahaya. Nantinya pemilik kebun sawit tidak akan mengizinkan jika bocah-bocah SD menyeberang menggunakan keranjang sawit, mengingat ada jembatan akses warga yang lebih aman.
Advertisement
Simak juga video pilihan berikut ini:
Viral Video Mahasiswa Diinjak dan Diseret Polisi Saat Unjuk Rasa
Video mahasiswa disiksa sejumlah polisi dan Satpol PP Kabupaten Alor viral di media sosial. Dalam video berdurasi 2 menit 29 detik itu, mahasiswa yang sedang unjuk rasa di halaman kantor Bupati Alor diseret dan diinjak polisi. Terlihat beberapa mahasiswa lain berusaha mengamankan temannya yang diseret namun ikut ditangkap dan dibawa masuk mobil patroli ke Mapolres Alor.
Aksi unjuk rasa itu sendiri digelar Kamis (10/6/2021). Mahasiswa menolak kebijakan pemrintah setempat yang merelokasi 753 pedagang Pasar Kadelang ke Pasar Liba Kalahabi. Terkait video tersebut, Kapolres Alor AKBP Agustinus Christmas mengatakan, tindakan represif itu terpaksa dilakukan karena ketiga mahasiswa memaksa masuk ke Kantor Bupati Alor dan ingin sweeping. Pihak kepolisian malah menyesalkan tindakan mahasiswa yang dinilai anarkis saat berunjuk rasa. Tiga mahasiswa yang sempat ditahan kini sudah dibebaskan.
Advertisement
Aksi Jemput Paksa Pasien Covid-19 di Jember
Aksi jemput paksa jenazah Covid-19 kembali terjadi. Kali ini di RSD Kalisat Jember. Beruntung aksi jemput paksa itu berhasil digagalkan pihak rumah sakit. Peristiwa itu bermula saat seorang kepala dusun dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19. Keluarga dan warga Dusun Suren Lombung, Desa Suren, Kecamatan Kalisat, lalu mendatangi rumah sakit.
Direktur RSD Kalisat drg Kunin Nasihah mengatakan, pasien memang dibawa ke rumah sakit karena terjatuh. Hasil pemeriksaan, pasien terkena serangan jantung. Pihak rumah sakit kemudian hendak merujuk pasien ke RSUD dr Soebandi Jember. Sesuai prosedur, pasien harus menjalani rapid test antigen dulu. Hasil tes menunjukkan yang bersangkutan positif Covid-19.