Cek Fakta: Tidak Benar Pesan Berantai Sebut Pasien Covid-19 di RSHS Membeludak

Beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait kondisi pasien covid-19 yang penuh di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 12 Jun 2021, 12:04 WIB
Cek Fakta pasien covid-19 di RSHS membeludak

Liputan6.com, Jakarta - Beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai terkait kondisi pasien covid-19 yang penuh di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Postingan itu ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Elvi Widiyanti. Ia mengunggahnya di Facebook pada 11 Juni 2021.

Berikut narasinya:

"Teman2 di Bandung sekedar info dari yg on duty RSHS malem ini, pasien covid19 luar biasa, UGD RSHS overload & bbrp korban meninggal di UGD, pasien & ambulance dari luar mengantri di luar & lobby ugd. Tetap siaga & sehat selalu utk semua...

Lapor :1. RSKIA penuh

2. RS Humana Prima penuh

3.RS.Al-Islam penuh

4. RS. Edelweiss penuh

5. RS Hermina Pasteur penuh

6. RS Hermina Arcamanik penuh

7. Santosa central penuh

8. Santosa kopo penuh

9. Borromeus penuh

10. RS Advent penuh

11. RS Al Ihsan penuh

12. BPSDM pemprov Cimahi penuh

Semoga Tuhan senantiasa melindungi kita semua. 🙏🙏🙏Tadi dapat kabar dari prof Kusnandi agar jangan ke Bandung min. dalam 1-2 minggu ke depan"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim keadaan pasien covid-19 penuh di RSHS Bandung?

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini


Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Beredar Info IGD RSHS Bandung Overload Bikin Pasien Covid-19 Meninggal, Begini Faktanya" yang tayang 10 Juni 2021. Berikut isi artikelnya"

"Liputan6.com, Bandung - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung membantah kabar soal lonjakan kasus pasien Covid-19 yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD), sebagaimana beredar pesan berantai di aplikasi percakapan Whatsapp.

Diketahui, pesan berantai muncul dalam beberapa hari ke belakang. Disebutkan, IGD RSHS sampai tidak bisa menampung dan beberapa korban atau pasien akhirnya meninggal.

"Benar bahwa di RSHS terutama di IGD ada peningkatan kasus Covid-19 namun suasana tidak segenting seperti informasi yang baru-baru ini beredar. Kondisi masih terkendali dan seluruh pasien dapat dilayani," kata Pelaksana Harian (Plh) Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSHS Yana Akhmad, Kamis (10/6).

Adapun pesan berantai yang tersebar di percakapam Whatsapp berisi informasi sebagai berikut.

'Teman2 di bandung sekedar info dari yg on duty RSHS malem ini, pasien covid19 luar biasa, UGD RSHS overload & bbrp korban meninggal di UGD, pasien & ambulance dari luar mengantri di luar & lobby ugd. Tetap siaga & sehat selalu utk semua…'

Yana mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 tidak terjadi secara drastis dalam waktu yang singkat. Melainkan sedikit demi sedikit sudah terlihat sejak pertengahan Mei 2021.

"Kapasitas Gedung Kemuning (ruang rawat inap khusus Covid-19) sampai saat ini masih tersedia," ucapnya.

Yana pun meminta masyarakat untuk tidak sembarangan menyebarkan informasi yang menyesatkan dan membuat kepanikan di saat sekarang ini.

"Masyarakat diimbau untuk tidak panik namun tetap waspada dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, tidak keluar rumah jika tidak terlalu penting dan selalu menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungan," katanya.

Sebagai informasi, tempat tidur di ruangan perawatan intensif bagi 40 orang pasien Covid-19 di RSHS Bandung sudah terisi hampir 90 persen per Rabu (9/6/2021). Sementara data di ruang isolasi biasa, ranjang yang terisi pasien sebanyak 43,5 persen. Dari total 224 ranjang keterisiannya 54,46 persen."

Selain itu terdapat juga artikel berjudul "RS di Bandung Tambah Tempat Tidur untuk Pasien Covid-19, BOR Turun Jadi 78,86 Persen" yang tayang 11 Juni 2021.

"Liputan6.com, Bandung - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung kembali memperbarui tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR). Saat ini, BOR di Kota Bandung turun menjadi 78,86 persen.

Sebelumnya, angka BOR ini sempat melampaui angka 80 persen. Pada situasi ini, Dinkes berharap masyarakat harus tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19. Namun, tak perlu panik lantaran sudah ada pedoman penanganannya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengaku sudah berkoordinasi dengan para pengelola rumah sakit. Hasilnya, sejak 9 Juni 2021 kemarin terdata sudah ada penambahan 85 tempat tidur di seluruh rumah sakit.

"Per hari kemarin, BOR di 78,86 persen, ini berhasil kita tekan. Karena per hari kemarin tempat tidur ditambah 85 tempat tidur di seluruh rumah sakit di Kota Bandung," kata Rosye di Balai Kota Bandung, Kamis (10/6/2021).

Dengan penambahan 85 fasilitas tempat tidur baru tersebut, saat ini terdapat 1.670 tempat tidur di seluruh rumah sakit di Kota Bandung. Sedangkan tingkat keterisiannya sebesar 78,86 atau sebanyak 1.317 tempat tidur.

Dengan kata lain, masih ada sekitar 353 tempat tidur tersedia di Kota Bandung. Itu juga bisa dimanfaatkan oleh pasien yang berasal dari luar daerah.

Menurut Rosye, dari keterisian BOR saat ini bukan seluruhnya diisi oleh warga Kota Bandung. Tapi memang diakses juga oleh pasien dari luar Kota Bandung. Dari jumlah tersebut sebesar 56,11 persen itu penduduk Kota Bandung. Sisanya sebesar 43,89 persen itu berasal dari luar Kota Bandung.

Rosye menjelaskan, penambahan tempat tidur ini bukanlah solusi akhir untuk mengatasi pandemi Covid-19. Hanya saja, langkah ini dalam rangka antisipasi penanganan terhadap kondisi perkembangan sebaran kasus.

Menurut Rosye, strategi utama guna melawan pandemi yakni dengan komitmen dan konsistensi pemerintah dalam melakukan Testing, Tracing, dan Treatment (3T). Komitmen itu harus didukung oleh kontribusi masyarakat melaksanakan 5M. Yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

“Ini bukan solusi akhir, tapi itu mengatasi kondisi yang ada. Kita menambah tempat tidur supaya kebutuhan masyarakat untuk tempat tidur di rumah sakit terpenuhi. Tapi kuncinya kita dengan 5 M dan 3T dan juga dengan vaksinasi,” ujarnya.

Rosye berharap, ada penguatan dan dukungan untuk bisa meningkatkan kualitas layanan rumah sakit di luar Kota Bandung. Sehingga penanganan Covid-19 akan semakin baik dengan hadirnya sistem kesehatan daerah yang semakin kuat.

“Kita berharap ada penguatan rumah sakit yang berada di luar Kota Bandung. Dengan peningkatan tempat tidur isolasi, terutama untuk yang kasus merah atau harus dapat penanganan khusus di rumah sakit regional di luar Kota Bandung. Sehingga bisa ditingkatkan untuk menangani kasus Covid-19 yang ada,” katanya."

Sumber:

https://www.liputan6.com/regional/read/4578183/beredar-info-igd-rshs-bandung-overload-bikin-pasien-covid-19-meninggal-begini-faktanya

https://www.liputan6.com/regional/read/4578659/rs-di-bandung-tambah-tempat-tidur-untuk-pasien-covid-19-bor-turun-jadi-7886-persen


Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Postingan yang mengklaim keadaan pasien covid-19 penuh di RSHS Bandung adalah tidak benar.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya