Liputan6.com, Jakarta - Menjalankan bisnis di sektor teknologi, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menarik perhatian karena melonjak hingga 10.185 persen setelah penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) Januari 2021.
Melihat hal ini, Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyebut, investor harus sangat berhati-hati apabila ingin membeli saham DCII.
"Ini naiknya sudah tinggi sekali, investor harus hati-hati ya kalau mau masuk sekarang," katanya kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (12/6/2021).
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian, Wawan tak memungkiri bila sektor yang perusahaan sebagai data center banyak menarik perhatian. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini.
"DCI sendiri itu data center, memang kalau ke depan data center itu sesuatu yang sangat seksi. Dari Amazon, Alibaba itu besar sekali untuk kebutuhan data center dunia," tuturnya.
Meski demikian, dengan valuasi yang terjadi saat ini, Wawan menyebut harga yang ditawarkan sangat tinggi. "Sebagai perusahaan profitnya segitu harga sahamnya segini itu sudah agak terlalu tinggi," ujarnya.
Tak hanya itu Wawan juga menyebut, kapitalisasi pasar saham DCII saat ini sangatlah besar. Bahkan, mengalahkan beberapa bank ternama di Indonesia.
"Kalau memang investor mau masuk ya harus hati-hati dan siap-siap cut loss point, tidak nyangkut, karena naik 9.000 persen dan kapitalisasi sekarang 96 triliun itu gede sekali," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham DCII Melonjak 10.185 Persen Sepanjang 2021
Sebelumnya, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mencatatkan lonjakan saham yang signifikan sepanjang tahun berjalan 2021. Bahkan, kinerja saham DCII mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mengutip data RTI, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) naik 10.185,71 persen sepanjang tahun berjalan 2021. Saham DCII bahkan memimpin kenaikan harga saham di antara top gainers atau alami kenaikan tajam. Saham DCII naik 10.185,71 persen ke posisi Rp 43.200 per saham. Kapitalisasi pasar sahamnya pun sudah menyentuh Rp 102,98 triliun.
Saham DCII berada di posisi terendah Rp 525 dan tertinggi Rp 49.200. Saham DCII ditransaksikan sebanyak 12.607 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 3,2 triliun. Volume perdagangan saham tercatat 2.371.895.461.
Bila melihat dari rasio keuangan, saham DCII memiliki earning per share (EPS) 81 dan price earning ratio (PER) 533,33 kali. Sementara itu, return on equity (ROE) tercatat 20,92 persen dan return on asset (ROA) mencapai 7.40. Sedangkan dari sisi debt equity to ratio (DER) mencapai 182,51.
Kenaikan saham DCII ini turut menyumbang lonjakan sektor saham IDX Sector Technology. Tercatat IDX Sector Technology mencapai 627,64 persen secara year to date. IDX Sector Technology berada di posisi 8.104.
Performa saham DCII ini mengalahkan kinerja IHSG. Pertumbuhan IHSG hanya 1,95 persen ke posisi 6.095 pada perdagangan Jumat, 11 Juni 2021.
Advertisement
Sekilas PT DCI Indonesia Tbk
Sebelumnya, PT DCI Indonesia didirikan pada 2011, dan beroperasi sejak 2013. Perseroan bergerak sebagai penyedia jasa aktivitas penyimpanan data di server atau hosting dan aktivitas terkait lainnya. Hal ini mencakup usaha jasa pelayanan yang berkaitan dengan penyediaan infrastruktur hosting.
Mengutip prospektus IPO perseroan, layanan jasa utama yang disediakan perseroan yaitu berupa layanan ruang pusat data (collocation), berupa penyediaan tempat untuk menyimpan dan menitipkan server yang dimiliki oleh pelanggan dengan standar keamanan fisik dan tingkat layanan infrastruktur mencakup ketersediaan listrik, tingkat temperature dan kelembaban ruangan.
Perseroan memiliki empat pusat data. Pusat data keempat diperkirakan selesai kuartal I 2021 dengan kapasitas mencapai hingga 15 MW.
Dalam materi paparan publik yang disampaikan ke BEI, PT DCI Indonesia berdiri sebagai pusat data Tier IV pertama di Asia Tenggara. Perseroan merupakan market leader dengan total kapasitas 37 MW, 51 persen dari pangsa pasar data center collocation di Indonesia.