Liputan6.com, Jakarta - Euro 2020 / 2021 telah resmi bergulir. Laga antara Timnas Italia melawan Timnas Turki menjadi pertandingan pembuka pada kompetisi paling bergengsi di daratan Eropa tersebut.
Pertandingan panas yang menyajikan jual-beli serangan itu dihelat di Stadion Olimpico, Roma, Italia, Sabtu (12/6/2021) dini hari WIB.
Advertisement
Stadion Olimpico mendapatkan kesempatan pertama dibandingkan 10 stadion lainnya yang turut menjadi tuan rumah penyelenggaraan Euro 2020. Stadion yang dipakai oleh raksasa AS Roma serta SS Lazio ini dipilih sebagai tempat pertandingan pembuka berkat sejarah panjang yang dimiliki.
Seperti diketahui, Stadion Olimpico menjadi salah satu stadion yang memiliki banyak pengalaman untuk menghelat laga-laga besar. Stadion Olimpico tercatat sudah pernah menjadi tuan rumah Olimpiade 1960, tuan rumah laga final Liga Champions 1996 dan 2009, tuan rumah Piala Dunia 1990, serta menjadi tuan rumah ajang Euro pada medio 1968 dan 1980.
Selain Stadion Olimpico, 10 stadion lain yang terletak di 10 negara juga tak kalah hebat dalam mempersiapkan pertandingan Euro 2020 di tengah pandemi Covid-19. Mulai dari Johan Cruyff Arena (Amsterdam, Belanda), Olympic Stadium (Baku, Azerbaijan), Arena Nationala (Bucharest, Rumania), Puskas Arena (Budapest, Hungaria), Parken Stadium (Kopenhagen, Denmark), Hampden Park (Glasgow, Skotlandia), Allianz Arena (Munchen, Jerman), Krestovsky Stadium (Saint Petersburg, Rusia), La Cartuja (Sevilla, Spanyol) dan Wembley Stadium (London, Inggris).
Dengan dilaksanakannya pertandingan Euro 2020 di 11 kota dan 11 negara, hal ini menjadikan Euro 2020 terasa lebih spesial. Sebab, ajang yang juga dikenal sebagai Piala Eropa ini belum pernah menggelar sebuah laga tanpa adanya tuan rumah tetap.
Lantas, seperti apa perbedaan signifikan antara tuan rumah Euro 2020 dengan edisi Euro beberapa tahun sebelumnya? Simak beberapa fakta menarik berikut ini:
SAksikan Video Euro 2020 / 2021 di Bawah Ini
9 Stadion Baru Mencicipi Ajang Euro
Dari 11 stadion yang terletak di 11 kota dan 11 negara, hanya ada dua stadion yang sudah mencicipi perhelatan Euro sebelumnya, yakni Johan Cruyff Arena (2000) dan Stadion Olimpico (1968 dan 1980).
Kedua stadion tersebut terpilih menjadi venue pertandingan akibat letak negara dimana Johan Cruyff Arena dan Stadion Olimpico berada berkesempatan menjadi tuan rumah. Stadion Olimpico yang terletak di Kota Roma, Italia, berturut-turut diberikan jatah sebagai venue petandingan pada Euro 1968 dan 1980 akibat letaknya yang strategis, yakni berada di Ibu Kota.
Sehingga, Stadion Olimpico menjadi pilihan terbaik untuk menghelat pertandingan, apalagi pendukung dari berbagai negara berbondong-bondong hadir ke Italia. Tentu, ibu kota akan lebih ramah dan mudah untuk dijangkau para suporter.
Sama seperti Stadion Olimpico, pemilihan Johan Cruyff Arena sebagai venue pertandingan Euro 2000 juga didasari hal serupa. Stadion yang terletak di Ibu Kota Amsterdam, Belanda tersebut dinilai lebih mudah dan praktis dijangkau oleh para pendukung.
Advertisement
Momen Perayaan
Euro 2020 memang sengaja dibuat dengan gaya yang berbeda untuk memperingati perayaan Ke-60 kompetisi paling bergengsi di Benua Biru tersebut. Ide ini bermula pada 2012 ketika eks Presiden UEFA, Michel Platini menginginkan sesuatu yang berbeda tatkala kompetisi Euro merayakan ulang tahunnya pada 2020.
Kemudian, setahun setelahnya, Komite Eksekutif UEFA menyetujui gagasan yang berbeda dari Platini. Mereka menilai apa yang disampaikan Platini bisa menjadi alternatif baru dalam perhelatan Euro. Mengingat sejak awal bergulir pada 1960, UEFA hanya memperbolehkan satu atau dua negara saja sebagai tuan rumah, sehingga venue pertandingan tidak menyebar ke berbagai penjuru Eropa seperti yang dialami saat ini.
Memangkas Biaya Operasional
Dengan banyaknya tuan rumah yang menggelar pertadingan, tentu biaya operasional yang biasanya ditanggung oleh satu atau dua negara saja, kini ditanggung bersama-sama lebih dari 10 negara.
Sehingga, banyak negara merasa terbantu dengan adanya format baru seperti ini. Apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 yang masih merajalela, biaya sedikit apapun yang keluar dari kantung pemerintah bisa mempengaruhi roda perekonomian negara tersebut.
Alhasil, ide alternatif yang disampaikan Platini beberapa tahun silam bisa memberikan dampak yang signifikan saat ini.
Penulis: Dzaky Nurcahyo
Advertisement