Liputan6.com, Jakarta Bulan Juni dikenal sebagai Bulan Bung Karno. Sebab, pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno membacakan pidato Pancasila yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia. Bung Karno sendiri lahir pada 6 Juni 1901 dan meninggal dunia pada 21 Juni 1970.
Di mata politisi senior dan tokoh nasional berusia 84 tahun, Sabam Sirait, sosok Soekarno sangat berarti, bukan hanya bagi dirinya, namun juga bagi Indonesia. Bahkan untuk memahami Indonesia, maka harus pula memahami dan mengerti sosok Bung Karno.
Advertisement
Sabam mengaku tahu pertama kali Bung Karno saat masih anak-anak. Ketika itu terjadi agresi Kolonial Belanda, sehingga Sabam kecil, bersama warga Pematang Siantar mengungsi ke Porsea di Tapanuli Utara. Dalam pengungsian tiga hari tiga malam itu, anak-anak muda, termasuk anak-anak memakai lambang merah putih dengan gambar Soekarno atau Hatta.
"Saya merasa bangga memiliki Merah Putih dengan gambar Bung Karno," kata Sabam, yang merupakan anggota MPR RI paling senior ini, saat diwawancarai terkait dengan bulan Bung Karno, Minggu (13/06/2001) malam.
Sabam, yang kemudian menjadi pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tahun 1973, sebelum berubah menjadi PDI Perjuangan pada tahun 1998, kian mengenal Soekarno dan mendukung garis politiknya sejak aktif di GMKI.
"Saya sangat mengagumi Bung Karno, dan pidato Bung Karno sangat menginspirasi saya," kata Sabam, yang saat ini menjadi senator dari daerah pemilihan DKI Jakarta.
Sabam pun bercerita bahwa pada tahun 1960-an, ia sempat berpidato di depan Bung Karno. Saat itu Indonesia sedang melakukan konfrontasi dengan Malaysia, dan angkatan 45 mengadakan rapat umum di Istora Senayan dengan peserta tak kurang dari 10 ribu orang. Sejumlah perwakilan berpidato.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pujian Bung Karno
Sabam, lanjutnya, saat itu diminta secara mendadak mewakili Parkindo untuk pidato selama 10 menit. Giliran Bung Karno pidato, ia memuji para orator sebelumnya, termasuk memuji pidato Sabam.
"Saat itu Bung Karno menyebut saya Bambang Sirait, he he. Tapi tak apa-apa yang penting Bung Karno memuji pidato saya," ungkap Sabam, mengenang sosok idola Bung Karno.
Advertisement