Liputan6.com, London - Para menteri senior Inggris telah menandatangani keputusan untuk menunda pencabutan masa lockdown terkait COVID-19 setelah tanggal 21 Juni 2021.
Sumber pemerintah Inggris mengatakan kepada BBC bahwa aturan terbaru akan tetap berlaku selama empat minggu setelah tanggal tersebut.
Advertisement
Itu berarti klub malam akan tetap tutup dan orang-orang akan didorong untuk tetap bekerja dari rumah jika memungkinkan, demikian dikutip dari laman BBC.com, Senin (14/6/2021).
Perdana Menteri Boris Johnson diperkirakan akan mengkonfirmasi penundaan itu pada konferensi pers.
Perpanjangan itu akan dimasukkan ke pemungutan suara bulan ini dan dapat memicu pemberontakan dari pihak backbench Konservatif yang cukup besar.
Banyak ilmuwan telah menyerukan agar pembukaan kembali ditunda untuk memungkinkan lebih banyak orang divaksinasi dan menerima dosis kedua di tengah meningkatnya kasus varian Delta.
Penundaan juga akan memungkinkan lebih banyak pekerjaan rumah pemerintah Inggris yang harus dilakukan mengenai apakah vaksin COVID-19 rusak.
Pada Minggu 13 Juni, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, keputusan akhir tentang apakah pembukaan kembali harus dihentikan belum diambil.
Prediksi Ilmuwan
Sementara itu, ada tanda-tanda Inggris berada pada tahap awal gelombang ketiga infeksi Virus Corona COVID-19, demikian disebutkan oleh seorang ilmuwan yang menasihati pemerintah.
Prof Ravi Gupta dari Universitas Cambridge mengatakan, meskipun kasus baru "relatif rendah", varian India telah memicu "pertumbuhan eksponensial".
Dia mengatakan, mengakhiri pembatasan COVID-19 di Inggris pada 21 Juni harus ditunda, demikian dikutip dari laman BBC.
Sekretaris Lingkungan George Eustice mengatakan, pemerintah tidak dapat mengesampingkan penundaan pelonggaran penguncian yang direncanakan.
Tetapi para pemimpin bisnis telah memperingatkan dampak berbahaya dari setiap perubahan pada tanggal yang diusulkan.
Advertisement