Liputan6.com, Jakarta - Wabah baru Covid-19 di Asia diperkirakan akan membuat penundaan dalam rantai pasokan global dan memperburuk kelangkaan chipset. Demikian menurut laporan dari The Wall Street Journal.
Sekadar informasi, Taiwan yang merupakan hub besar industri manufaktur chip kini tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Advertisement
Di Taiwan, terdapat 251 kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi dengan 26 kematian. Kasus Covid-19 di Taiwan meningkat sejak awal Mei 2021.
Menurut laporan South China Morning, "Mulai 10 Mei lalu, infeksi Covid-19 melonjak menjadi ratusan kasus."
The Verge seperti dikutip Selasa (15/6/2021) menyebut, wabah ini berdampak pada satu perusahaan semikonduktor besar di Taiwan.
"King Yuan Electronics Co, salah satu pengujian dan pengemasan chipset terbesar di Taiwan telah mengetes lebih dari 200 karyawan yang positif terkena virus, sementara 2.000 pekerja lainnya ditempatkan di karantina. Hal ini memangkas pendapatan bulanan perusahaan hingga sepertiga kalinya," tulis The Wall Street Journal.
Diperkirakan Hingga 2022
TSMC selaku pembesut chipset untuk Apple, Qualcomm, dan banyak perusahaan teknologi besar lainnya menyebut belum terdampak atas pecahnya wabah Covid-19 ini.
Kendati begitu pada April lalu, TSMC memperingatkan bahwa kekurangan chipset bisa berlangsung hingga 2022 dan tidak jelas bagaimana pandemi Covid-19 di Taiwan berdampak pada makin langkanya ketersediaan chipset.
Advertisement
Pabrik di Malaysia Ikut Terdampak
WSJ melaporkan, pabrik-pabrik di Malaysia juga mengalami perlambatan produksi karena Covid-19.
"Asosiasi Industri Semikonduktor Malaysia mengatakan, lockdown mengurangi produksi antara 15-40 persen," tulis WSJ.
Berbagai pusat logistik di Asia juga terdampak pandemi. Misalnya di Yantian, pelabuhan peti kemas utama di Shenzhen, hanya bisa berjalan 30 persen dari aktivitas normalnya.
(Tin/Ysl)