Bappenas, PLN, Telkom hingga Partai Politik Mulai Work From Bali

Program Work From Bali (WFB) yang dicanangkan pemerintah sudah mulai berjalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jun 2021, 15:15 WIB
Doc: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan program Work From Bali (WFB) yang dicanangkan pemerintah sudah mulai berjalan. Hingga pekan lalu sudah ada beberapa kementerian/lembaga, BUMN hingga partai politik yang melakukan kegiatan di Bali.

"Kami ucapkan terima kasih untuk kementerian dan dunia usaha yang sudah mulai melakukan Work From Bali (WFB). Mulai dari Bappenas, PLN, Telkom, rekan-rekan pelaku ekonomi kreatif dan partai politik," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Jakarta, Senin (14/6).

Sandiaga mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah melakukan Work From Bali sejak Januari 2021 lalu. Dimulai dari tingkat deputi lalu bertahap ke tingkat yang lainnya secara bergantian.

Adanya program Work From Bali ini diharapkan bisa meningkatkan tingkat keterhunian hotel di Bali. Sebab, selama pandemi di tahun ini tingkat keterhunian hotel baru mencapai 10 persen.

"Harapan kita bisa angkat keterhunian hotel yang sekarang yang baru bisa 10 persen," kata dia.

Dari hasil laporan pelaku usaha di Kuta, Bali, Sandiaga menyebut lebih dari 92,7 persen sudah divaksin Covid-19. Sehingga langkah selanjutnya yang akan diambil pemerintah yakni memperluas penerapan CHSE di berbagai tempat usaha di Bali.

"Nanti akan ada perluasan CHSE, ditargetkan ini akan mencapai 1.200 di Bali dan destinasi wisata lainnya," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pemerintah Ajak Swasta Ikutan Program Work From Bali

Sandiaga Uno menjelaskan kerja dari Bali (Work From Bali) akan mengikutsertakan ASN sebanyak 25 persen (Liputan6.com/Komarudin)

Pemerintah berharap swasta ikut mendukung program kerja dari Bali atau Work from Bali (WFB). Dikatakan bila program hanya melibatkan ASN dirasa masih kurang berdampak pada peningkatan pariwisata di Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Bank Indonesia akan menjalankan program kerja dari bali atau Work From Bali (WFB), mulai bulan Juli 2021.

Secara bertahap bank sentral mulai ikut menjalankan WFB untuk para dewan gubernur. Demikian pula beberapa biro akan melakukan kegiatan di pulau Dewata.

"Kami dapat update dari Gubernur Bank Indonesia, Juli BI sudah dapat secara bertahap melakukan work from Bali di level gubernur dan beberapa biro," kata Sandiaga di Jakarta, Senin (7/6/2021).

Selain itu beberapa lembaga dan kementerian lainnya di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga akan melakukan hal yang sama.

Hanya saja, diakui Sandiaga, upaya WFB yang dilakukan para ASN ini masih dirasa kurang berdampak pada peningkatan pariwisata di Bali.

Alasannya, anggaran belanja tiap kementerian/lembaga masih terbatas. Sebaliknya, program ini akan berhasil kata Sandiaga bila diikuti oleh para perusahaan besar yang dalam kondisi keuangan yang sehat.

"Dari kementerian/lembaga ini sedikit sekali (dampaknya) dibandingkan bila dilakukan dunia usaha dan para profesional lainnya," kata Sandiaga.


Pemancing

Menparekraf Sandiaga Uno didampingi Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Vinsensius Jemadu. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

WFB yang dilakukan oleh kementerian/lembaga sebenarnya kata Sandiaga, hanya sebagai pemancing agar cara yang sama diikuti oleh kalangan dunia usaha.

Sebab dia melihat banyak perusahaan yang berpotensi melakukan WFB, misalnya perusahaan-perusahaan unicorn yakni Gojek, Grab, Tokopedia, Traveloka dan perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia.

"Makanya kami harap ini sebagai pemicu dan diikuti perusahaan besar. Mereka punya potensi seperti lima perusahaan unicorn yang melakukan komunikasi dengan kami," kata dia.

Sandiaga menambahkan, bila para perusahaan besar ini melakukan WFB, maka dampak yang dihasilkan akan lebih terasa dan lebih besar dari yang ada saat ini. Apalagi bagi perusahaan perintis yang mengandalkan teknologi karena bisa sambil membuat ekosistem yang baru di Bali.

"Mereka ini punya kemampuan dan ini dampaknya akan lebih besar," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya