Liputan6.com, Jakarta Seorang staf di sebuah rumah sakit di Inggris ketahuan mencuri kartu debit pasien COVID-19 yang meninggal dunia. Diketahui dia menggunakannya untuk membeli camilan dan minuman ringan dari mesin penjual otomatis.
Pekerja rumah sakit bernama Ayesha Basharat itu dilaporkan mengambil kartu bank seorang wanita berusia 83 tahun yang meninggal karena virus corona, hanya 17 menit setelah lansia itu meninggal.
Advertisement
Dilansir dari Mirror, Selasa (15/6/2021), perempuan 23 tahun itu diskors dari pekerjaannya di Heartlands Hospital di Bordesley Green, Birmingham, Inggris.
"Saya tidak ingin membicarakannya, saya tidak punya apa-apa untuk dinyatakan," kata Basharat saat ditemui sejumlah awak media setempat di depan rumahnya di Sparkbrook.
Saat ditanya tentang alasan ia menggunakan kartu bank curian itu, Basharat menolak untuk menjawab. Dia juga tidak mengatakan apa-apa saat ditanya apakah kesal akan kehilangan pekerjaannya di rumah sakit.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Mengklaim Mengira Kartu Miliknya
Dikutip dari New York Post, Basharat muncul di pengadilan Birmingham pada Rabu pekan lalu. Dia diadili atas perbuatannya yang terjadi pada 24 Januari lalu tersebut.
Basharat diduga melakukan enam kali pembelian menggunakan opsi pembayaran tanpa kontak, lalu melakukan sekali pembelian lagi pada malam harinya.
Empat hari kemudian, Basharat mencoba menggunakan kartu tersebut tetapi kartu itu sudah tak bisa dipakai. Ia lalu ditangkap saat sedang bertugas dan kartu itu ditemukan masih ada pada dirinya.
Basharat mengklaim bahwa dia menemukan kartu itu di lantai dan mengira itu miliknya. Namun pihak berwenang mengatakan bahwa kartunya memiliki warna yang berbeda dengan kartu milik pasien.
Advertisement
Menghadapi Kehilangan Pekerjaan
Basharat pun ditahan atas tuduhan pencurian dan penipuan dengan pemalsuan representasi. Ia dijatuhi hukuman dua periode lima bulan untuk dijalankan bersamaan, namun keduanya ditangguhkan selama 18 bulan.
Juru Bicara University Hospital Birmingham NHS Foundation Trust mengatakan bahwa Basharat diskors tak lama setelah kejadian itu terungkap, dan saat kasus di pengadilan ditunda.
"Dia menghadapi kehilangan pekerjaannya karena pelanggaran berat," kata juru bicara tersebut.
"Dalam sidang disipliner, vonis masa lalu atau hukuman yang dihabiskan diperhitungkan berdasarkan kasus per kasus saat memutuskan hasilnya, tapi dia yakin secara aktif sehingga sangat tidak mungkin bisa terus bekerja bersama kami."
Pihak rumah sakit pun juga telah menyatakan permintaan maaf mereka kepada keluarga pasien yang meninggal itu.
"Kami secara resmi telah meminta maaf kepada mereka, tetapi tidak tahu apakah dia (pelaku) sudah melakukannya," kata rumah sakit tersebut. "Semua langkah diambil untuk mendukung keluarga pasien."
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar
Advertisement