Mendag Iri, Pelaku UMKM Gampang Peroleh Modal di Era Jokowi

Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Muhammad Lutfi mengaku iri atas kepedulian Pemerintah Jokowi terhadap pelaku UMKM di Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jun 2021, 17:39 WIB
Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. (Liputan6.com/Andrian Martinus Tunay)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Muhammad Lutfi mengaku iri atas kepedulian Pemerintah Jokowi terhadap pelaku UMKM di Indonesia. Menyusul adanya alokasi anggaran jumbo senilai Rp300 triliun untuk program Kredit Usaha Rakyat yang dikelola Kementerian Koperasi dan UKM.

Apalagi, untuk para pelaku UMKM mengakses program KUR itu tanpa memerlukan jaminan apa pun.

"Pak Teten ini sebagai Menteri Koperasi ini sudah mempunyai kekuatan anggaran yang luar biasa. Di bawah beliau ini ada Rp300 triliun untuk KUR, yaitu kredit usaha rakyat yang tidak memerlukan jaminan," ungkapnya dalam Webinar Shopee bertajuk UMKM Indonesia Menuju Pasar Global, Senin (14/6/2021).

Padahal, kata Mendag Lutfi, di era sebelumnya saat dia masih menjadi pengusaha sangat sulit untuk mengakses kredit dari perbankan karena perlu adanya penjaminan aset bernilai besar. Kendati pinjaman yang dibutuhkan tidak begitu besar.

"Sedangkan Waktu kita jadi pengusaha, kita ingin Rp75 juta aja mesti ngasih jaminan 110 persen, daripada (nilai) pinjamannya," ujar Mendag.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Persyaratan Perbankan

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. (Dok. Kementerian Perdagangan)

Sebab itu, mayoritas pelaku UMKM lebih memilih mengakses pinjaman melalui lembaga non perbankan kendati lebih berisiko. Menyusul adanya persyaratan sulit yang diterapkan oleh pihak perbankan.

"Jadi, kalau kita punya 110 persen dari pinjaman kita nggak pinjam ke bank. Tapi, tetap di sektor informal tersebut," bebernya.

Maka dari itu, Kementerian Perdagangan terus meningkatkan kolaborasi dengan Kementerian Koperasi untuk menghasilkan aturan yang relevan dengan situasi saat ini. Tujuannya untuk memperkuat bisnis UMKM hingga ke ranah global.

"Makanya saya sama Pak Teten ini sedang bekerja sama, ada yang kita kerjakan. Saya ingin memperbaiki peraturannya supaya perdagangan yang kita kerjakan ini tidak ada kecurangan, kita tidak bisa bersaing dengan situasi yang tidak seimbang. Ini sebagai terobosan disrupsi dan merupakan opportunity baru mesti kuat," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya