Liputan6.com, Jakarta Selebgram Steven Fernandus mengenang masa remajanya. Sebelum sukses seperti sekarang, Steven hanyalah seorang anak dari keluarga yang serba kekurangan. Memiliki kehidupan yang tidak mudah, Steven Fernandus termotivasi untuk bangkit memperbaiki nasib.
Perekonomian keluarga yang sangat sulit, membuat Steven Fernandus nyaris putus sekolah. Sampai akhirnya, biaya pendidikannya dibantu oleh uluran tangan dari para donatur.
“Sebelum berhasil, tinggal di kontrakan kecil ukuran 3x3 dengan papa, mama dan dua adik. Setiap kali hujan pasti banjir dan keluarga tidak bisa tidur," ujar Steven Fernandus dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Baca Juga
Advertisement
Peduli
Meski hidup serba kekurangan, keluarga Steven tetap peduli pada sesamanya. Dengan segala keterbatasan, mereka membantu para tetangga yang membutuhkan.
Sejak kecil, pria asal Jakarta ini sudah terbiasa mencari uang tambahan sendiri. Ia berjualan kosmetik dari rumah ke rumah, dilakukannya sejak duduk di bangku sekolah.
"Sejak di bangku sekolah, jualan kosmetik door to door untuk cari uang jajan tambahan, setelah lulus bekerja sebagai penjaga toko dengan gaji Rp 1,3 juta," katanya.
Advertisement
Merangkak
Perjuangan Steven meraih kesuksesan cukup terjal. Selain harus merangkak dari perekonomian rendah, ia sempat tertipu investasi bodong dan terlilit hutang.
Namun ia percaya, Tuhan akan menuntunnya pada jalan keluar. Benar saja, pada usia 23 tahun Steven memulai bisnis online di Instagram hingga bisa meng-endorse artis Tanah Air dan memasang Facebook Ads.
Dari sana, penjualan meroket dan di usia 25 tahun ia mampu menghasilkan hingga miliaran rupiah. Pada akhirnya, ia bisa membelikan rumah senilai Rp 3 miliar untuk keluarganya.
Tak hanya itu, Steven juga berhasil membawa orangtuanya liburan keliling dunia. Selain menjalankan bisnis, Digital Marketer & Investor ini banyak menanam investasi seperti saham dan cryptocurrency yang membuatnya mendulang pundi-pundi.
Tak Lupa
Meski sudah menjadi pria muda yang sukses, ia tetap tak lupa pada sesamanya. Steven menyisihkan penghasilannya untuk berdonasi dan membantu generasi milenial agar bisa mengubah hidup mereka melalui komunitas yang ia bangun.
"Saya percaya karena harta di dunia hanya titipan. Tugas kita mengerjakan bagian kita, biar Tuhan yang mengerjakan bagian nya. terus berjuang untuk menjadi berkat di dunia ini sampai Tuhan berkata waktunya pulang," tutupnya.
Advertisement