Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih lanjutkan koreksi seiring kenaikan kasus COVID-19. Padahal sisi lain, analis menilai cukup banyak sentimen positif untuk pasar saham Indonesia.
Direktur PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang menuturkan, penambahan pasien COVID-19 dengan tingkat positivity rate tiga kali lebih tinggi dari standar WHO dan sudah di atas rata-rata pada Januari 2021, serta meningkatnya jumlah pasien yang meninggal akibat COVID-19 dengan strain baru delta dari India.
Advertisement
"Sementara di satu pihak, vaksin sudah mulai diberikan mencapai sekitar tiga persen dari jumlah penduduk Indonesia menjadi penghalang IHSG untuk menguat padahal cukup banyak sentimen positif berseliweran di market Indonesia,” ujar Edwin dalam catatannya.
Ia menambahkan, sentimen positif itu seperti mulai dari naiknya harga beberapa komoditas antara lain minyak naik 0,58 persen, nikel bertambah 0,76 persen dan timah tumbuh 0,47 persen. Edwin menambahkan, pelaku pasar juga menanti data perdagangan Indonesia pada Mei 2021. Hal ini di tengah penurunan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun Amerika Serikat dan Indonesia.
“Apresiasi rupiah terhadap dolar AS, serta berlanjutnya net buy investor asing,” kata dia.
Edwin prediksi IHSG berada di kisaran 6.039 – 6.131 pada perdagangan Selasa pekan ini.
Sementara itu, dalam laporan PT NH Sekuritas Indonesia menyebutkan, IHSG akan cenderung terbatas pada rentang 6.060-6.134. Rilis neraca perdagangan Mei 2021 diperkirakan masih berada pada posisi surplus.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG pada 14 Juni 2021
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan saham Senin, (14/6/2021). IHSG berada di zona merah terjadi di tengah aksi beli investor asing mencapai Rp 2,47 triliun di seluruh pasar.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,25 persen ke posisi 6.080,38. Indeks saham LQ45 susut 0,64 persen ke posisi 895,89. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada awal pekan ini, IHSG berada di posisi tertinggi 6.124,87 dan terendah 6.071,72. Sebanyak 309 saham merosot sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 155 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 1.142.030 dengan volume perdagangan 22,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 2,47 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.134.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham IDXTechno naik 11,86 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham IDXProperty menguat 2,38 persen dan sektor saham IDXHealth menguat 0,29 persen.
Sementara itu, sektor saham IDXIndustry melemah 2,27 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham IDXNoncylical melemah 1,51 persen dan sektor saham IDXTrans merosot 1,94 persen.
Advertisement