Jokowi Minta Kalangan Industri Membuka Diri, Ikut Mengajar di Kampus

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap perguruan tinggi untuk bisa bekerja sama dengan kalangan industri.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2021, 18:30 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendampingi Presiden Joko Widodo saat meninjau vaksinasi massal di Stadion Candrabagha, Kota Bekasi, Senin (14/6/2021). (Foto: Setpres RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap perguruan tinggi untuk bisa bekerja sama dengan kalangan industri. Hal tersebut untuk mempercepat proses pengembanga dan pengusahaan IPTEK mahasiswa.

"Karena itu keterlibatan industri dalam pendidikan di kampus sangatlah penting, juga kerja sama antar kampus untuk mempercepat proses pengembangan dan penguasaan iptek terbaru," katanya saat berbicang dengan Mendikbudriset Nadiem Makariem dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/6).

Jokowi mengatakan materi pembelajaran untuk mahasiswa bukan hanya melalui buku, melainkan praktek di lapangan. Jokowi mencontohkan seperti karya kewirausahaan sosial yang memecahkan masalah-masalah sosial.

Hal tersebut kata dia memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Sebab itu Jokowi meminta agar kampus memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk belajar dengan siapa saja.

"Kalangan industri juga harus membuka diri untuk menerima mahasiswa magang dan juga industri itu harus masuk kampus untuk ikut mengajar dan riset bersama dengan dosen dan dengan mahasiswa," bebernya.

Selanjutnya Jokowi juga berharap mahasiswa harus lebih aktif untuk mencari sumber pembelajaran. Tidak hanya di dalam tetapi di luar kampus.

"Belajar apa saja kepada siapa saja, dengan perkembangan teknologi digital sekarang ini hal tersebut lebih mudah dilakukan," ungkapnya.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Presiden Jokowi: Pendidikan Harus Memerdekakan Kehidupan Manusia

Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat melakukan pertemuan dengan pelaku industri jasa keuangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1). Jumlah UMKM di Indonesia terbilang cukup besar, yaitu lebih dari 50 juta UMKM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2021 Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menggelar podcast bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam perbincangan tersebut Jokowi memaparkan makna Hardiknas bagi dirinya.

“Semangat Ki Hajar Dewantara, pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia. Kemerdekaan lah yang menjadi tujuan. Dengan berbekal pendidikan, semua orang boleh menjadi apa saja,” ujar Jokowi dalam podcast yang tayang di YouTube Sekretariat Presiden (2/5/2021).

Walau demikian, kemerdekaan diri atas pendidikan yang didapatkan harus bisa membuat seseorang tetap menghormati kemerdekaan orang lain, tambah Jokowi.

Semangat Ki Hajar Dewantara tidak hanya dimaknai oleh Jokowi, tapi juga oleh Nadiem. Menurut pria yang akrab disapa Mas Menteri itu, salah satu filosofi Ki Hajar yang paling diingat adalah “Tut wuri handayani.”

“Artinya, di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan. Jadi sebenarnya esensi dari ini adalah jiwa kepemimpinan dari pendidik itu luar biasa pentingnya,” kata Nadiem. 


Jadi Analogi Sekolah

Filosofi Ki Hajar tersebut dapat menjadi analogi sekolah, lanjut Nadiem. Sekolah-sekolah yang sudah berada di depan yang lebih maju, misalnya sekolah-sekolah penggerak bisa menjadi pemimpin dan menjadi teladan.

“Sekolah-sekolah di tengah mereka membimbing kelasnya mereka, melakukan transformasi di dalam dan sekolah-sekolah yang mungkin masih di belakang itu diberikan dorongan dan mereka harus meminta ke dinas ke pemerintah untuk bantu meng-upgrade sekolahnya.”

Hal ini berkaitan dengan filsafat gotong royong dengan penguatan ekosistem sekolah. Nadiem juga setuju dengan pernyataan presiden terkait kemerdekaan berpikir, bertanya, dan berkarya bagi setiap orang di dalam kelas.

“Sehingga anak-anak ini bisa merdeka dalam menjadi apapun yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.”

Nadiem pun bertanya, di masa pandemi COVID-19, hal apa yang menjadi tantangan untuk mewujudkan pendidikan yang memerdekakan?

Presiden menjawab, jika masih menggunakan cara-cara lama maka pendidikan tidak akan bisa jalan di era pandemi ini.

“Perlu cara-cara baru, digital, kita harus cepat adaptasi, adaptif, kreatif, dan ada inovasi-inovasi terus. Situasi pandemi seperti saat ini tidak hanya dihadapi oleh Indonesia. Pandemi ini mengubah secara drastis kehidupan kita, pendidikan jadi jarak jauh dan tantangannya bagaimana pelajaran bisa tersampaikan dengan baik,” kata Jokowi.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya