Liputan6.com, Yogyakarta - Pakar epidemiologi UGM Dr Riris Andono atau akrab disapa dokter Doni mengatakan terdapat potensi peningkatan lonjakan kasus positif Covid-19 pasca-lebaran. Hal ini dikarenakan mobilitas warga pada saat lebaran meningkat.
"Dengan atau tanpa mudik, apabila mobilitas meningkat ketika sudah ada transmisi lokal, penularan juga akan meningkat," ujarnya, Kamis, 10 Juni 2021.
Peningkatan kasus di Kudus misalnya, ditengarai oleh Satgas covid-19 berasal dari klaster ziarah makam yang menyebabkan naiknya kasus tersebut. Namun, menurut Doni, untuk mengetahui penyebab naiknya kasus di Kudus, harus ada data secara riil soal seberapa besar kunjungan ke makam, lalu seberapa jauh kedisiplinan masyarakat, dan faktor lainnya.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau tidak ada data riil ya tidak bisa ditarik kesimpulan yang mana secara pasti. Yang bisa diberikan adalah penjelasan kemungkinan. Baik mobilitas, maupun kepatuhan pada protokol atau keduanya berkontribusi pada peningkatan kasus," dia memaparkan.
Doni menambahkan untuk membedakan kemungkinan-kemungkinan tersebut juga tidak terlalu relevan. Sebab, strategi pengendalian penularan itu memerlukan kombinasi antara melakukan restriksi dan meningkatkan kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan.
"Saya tidak bisa membuat kesimpulan yang pasti. Tetapi yang terlihat di masyarakat adalah banyak ketidakpercayaan terhadap adanya Covid1-9. Ini bisa disebabkan karena ketidaktahuan mereka tentang Covid, disinformasi terkait Covid, maupun mungkin juga kejenuhan terhadap situasi yang tidak menentu secara berkepanjangan," dia menjelaskan.
Untuk menekan kembali kasus Covid-19 ini, Doni mengatakan pemerintah dan satgas Covid-19 perlu menekan laju mobilitas warga. Sebab, apabila transmisi di komunitas meningkat tinggi, maka risiko penularan juga akan meningkat.