Liputan6.com, Jakarta Menko Polhukam Mahfud MD meminta para ulama untuk mengajak masyarakat menerapkan protokol kesehatan serta mensosialisasikan pentingnya testing agar jika terpapar Covid 19 dapat ditangani dengan cepat.
Hal tersebut dikatakan Mahfud dalam acara Silaturahmi dengan Alim Ulama dalam rangka Penanganan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa (15/6/2021) kemarin.
Advertisement
"Kita melihat fakta, kebanyakan yang dibawa ke rumah sakit sudah parah, untuk mencegah itu, agar para ulama mensosialisasikan bahwa tes swab itu penting untuk mengetahui dan agar dapat mencegah," ujarnya dikutip dalam keterangan pers, Rabu (16/6/2021).
Dia meminta kepada masyarakat agar tidak menyepelekan virus yang sudah membunuh banyak orang di dunia itu. Mahfud mengatakan hingga kini Indonesia pun sudah mencapai peringkat 18 peringkat dunia.
"Jangan kita masih anggap Covid itu main-main, lihat contoh kasus yang terjadi peningkatan dalam 24 jam di India. Indonesia juga saat ini sudah peringkat 18 dunia dan sampai saat ini sudah mencapai 1,9 juta kasus," demikian dijelaskan Mahfud dalam paparannya.
Dia mengklaim pemerintah sudah melakukan banyak hal. Mulai dari berdialog dan meminta pendapat ulama seperti NU, Muhammadiyah dan MUI.
"Namun masyarakat kita ini, apalagi di Bangkalan, kalau tokoh agama mencontohkan, dan bicara, mereka pasti ikut!" ujar Mahfud.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa, berterimakasih kepada Menko Polhukam yang telah mempertemukan para pemangku kepentingan terkait penananganan Covid-19. Sebab hingga sekarang lonjakan kasus meningkat 80 persen sejak awal Lebaran.
"Karena lonjakan Covid di Bangkalan, terkoneksi langsung dengan Surabaya, antara lain karena Suramadu. Kasus aktif Covid-19 di Jatim saat ini sebanyak 2.731. Meningkat 80 persen sejak awal Lebaran. Kasus aktif di Bangkalan sendiri melonjak menjadi terbanyak di Jatim saat ini sebanyak 451," bebernya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tidak Mau ke RS
Dalam sambutannya, Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron, mengatakan, bahwa kondisi saat ini masyarakat sebagian besar tidak mau ke rumah sakit. Tetapi kata dia setelah parah baru ke rumah sakit dan meninggal.
"Sehingga muncul kesimpulan, jangan ke rumah sakit karena pasti mati. Di sini kita perlu meminta kiai-kiai untuk sadarkan masyarakat karena sebagian besar tidak mau swab. Bahkan ada tiga pesantren mau diswab, satu pesantren gagal karena semua santrinya kabur," ujar Bupati.
Reporter: Intan Umbari Prihatin/Merdeka.com
Advertisement