Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan survei kesiapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di satuan pendidikan pada masa pandemi Covid-19.
Survei ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan sekolah dasar dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas sesuai SKB Empat Menteri.
Advertisement
Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih menyatakan, dalam survei tersebut mayoritas sekolah telah menyiapkan untuk PTM terbatas Juli 2021 nanti.
Sebut saja soal penyediaan tempat cuci tangan, Wahyuningsih mengatakan, 99 persen SD telah memiliki tempat sanitasi yang baik buat mencuci tangan para siswa.
"Sebanyak 97 persen sekolah memiliki ventilasi ruangan yang baik, sementara 3 persen sekolah tidak memiliki. Terkait penyiapan fasilitas mencuci tangan, 99 persen sekolah memiliki sanitasi yang dialiri air bersih dengan baik, 1 persennya tidak memiliki aliran air bersih yang baik," ujar Wahyuningsih seperti dikutip dari laman Direktorat Sekolah Dasar, Rabu (16/6/2021).
Penyediaan tempat cuci tangan merupakan salah satu prasyarat buat memenuhi daftar periksa agar sekolah bisa menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Selain itu, survei itu menemukan, 99 persen sekolah sudah menyiapkan ruang yang layak dan bersih, 96 persen dari responden sekolah juga sudah melakukan pembersihan ruangan dengan desinfektan.
Dan 98 persen sekolah sudah melakukan pembersihan toilet secara berkala. Sementara 4 persen lainnya tidak melakukan.
"Kemudian 98 persen sekolah sudah memiliki thermogun, dan 77 persen sekolah sudah menyiapkan petunjuk jarak aman pada tempat tertentu," kata Wahyuningsih.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sekolah Sudah Siapkan Kegiatan PTM Secara Terbatas
Yang tidak kalah pentingnya, hasil survei menunjukan ada sebanyak 70 persen SD yang sudah menyiapkan ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan alat pelindung diri (APD).
Sebanyak 73 persen sekolah sudah memiliki data siswa komorbid dan 27 persen tidak memiliki data tersebut.
Menurut Wahyuningsih, dari survei tersebut diketahui bahwa sekolah telah berupaya menyiapkan kegiatan PTM dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, membentuk satuan tugas Covid-19, menguatkan pelaksanaan protokol kesehatan, dan melakukan sosialisasi kebiasaan baru.
"Namun hanya sebagian kecil yaitu 42 persen sekolah yang telah menyiapkan transportasi khusus ke pusat layanan kesehatan. Ini berkaitan dengan kemampuan pendanaan sekolah dalam menyediakan kendaraan khusus. Sehingga sebagian besar sekolah memilih berkoordinasi dengan puskesmas dan satgas Covid-19 setempat terkait penyiapan transportasi khusus ke pusat layanan kesehatan," beber Wahyuningsih.
Menurut Wahyuningsih, daftar periksa bagi sekolah amat penting. Hal ini demi memastikan sekolah aman dari penyebaran Covid-19 sebelum PTM terbatas digelar.
"Daftar periksa ini penting dipenuhi sebelum PTM dilaksanakan. Supaya protokol sehatan benar-benar dijalankan, dan warga sekolah aman dalam melaksanakan PTM," pungkas dia.
Advertisement