Tolak Berikan Burger Gratis ke Polisi, Seluruh Staf Restoran Cepat Saji Ditangkap

Seluruh staf di restoran cepat saji Johnny & Jugnu di Lahore, Pakistan, ditangkap dan ditahan semalaman karena memiliki keberanian untuk menolak sekelompok polisi yang meminta burger gratis

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2021, 19:37 WIB
Ilustrasi restoran cepat saji. (dok. pexels.com/@davideibiza)

Liputan6.com, Lahore - Sekelompok petugas polisi Pakistan menghadapi skorsing setelah diduga menangkap 19 karyawan sebuah restoran cepat saji di Lahore karena menolak memberi mereka burger gratis.

Insiden penangkapan tersebut terjadi pada pada Sabtu (12/6/2021).

Mengutip Odditycentral, Rabu (16/6/2021) staf di restoran cepat saji Johnny & Jugnu di Lahore, Pakistan, ditangkap sekitar pukul 8 malam waktu setempat, dan ditahan semalaman karena memiliki keberanian untuk menolak sekelompok polisi burger gratis minggu lalu. 

Karyawan bahkan tidak diizinkan untuk menutup dapur, diduga membiarkan penggorengan menyala dan pelanggan mengantre untuk pesanan mereka. 

Dalam sebuah pernyataan resmi, perwakilan Johnny & Jugnu memberikan rincian tentang insiden tersebut, menjelaskan bahwa itu disebabkan oleh penolakan staf untuk memberikan burger gratis kepada polisi.

“Ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi… di restoran kami," tulis pejabat Johnny & Jugnu di Facebook. 

"Setelah menolak permintaan mereka untuk burger gratis, yang telah menjadi praktik umum bagi mereka, petugas polisi mengancam manajer kami dan pergi, hanya untuk kembali keesokan harinya untuk lebih melecehkan dan menekan tim kami dengan argumen tak berdasar."


Bukan Kejadian yang Pertama Kali

Ilustrasi burger (dok. Pixabay.com/Free-Photos)

Kejadian yang sama sebelumnya pernah terjadi pada 11 Juni, dimana beberapa petugas polisi datang menahan sang manager tanpa memberikan alasan jelas.

"Beberapa petugas polisi datang ke… outlet kami dan menahan manajer kami, tanpa memberikan alasan apa pun. Kemudian mereka mengosongkan seluruh cabang kami, mengambil semua kru dapur kami, termasuk manajer lainnya.”

Insiden itu memicu kontroversi di media sosial dan mendorong pejabat polisi provinsi Inam Ghani untuk menangguhkan petugas yang terlibat dalam penangkapan ilegal.

“Tidak ada yang diizinkan untuk mengambil hukum ke tangannya sendiri. Ketidakadilan tidak akan ditoleransi. Mereka semua akan dihukum,” Ghani mengumumkan di Twitter.

Reporter: Lianna Leticia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya