Liputan6.com, Gaza - Sebanyak 33 warga Palestina dilaporkan terluka dalam bentrokan di Yerusalem Timur saat pawai diadakan ratusan nasionalis Israel. Warga Palestina, menganggap aksi itu sebagai bentuk provokasi dan mesti dilawan, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (16/6/2021).
Selain warga yang dilaporkan luka-luka, sekitar 17 warga Palestina lainnya ditangkap dalam bentrokan dengan polisi.
Advertisement
Sebagai akibat dari konflik baru-baru ini antara Israel dan Palestina, setidaknya 256 orang tewas di Gaza dan 13 orang tewas di Israel selama 11 hari pertempuran sengit antara Israel dan Hamas.
Kekerasan itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan Israel-Palestina yang memuncak pada 10 Mei dalam bentrokan di sebuah situs suci di Kota Tua yang dihormati oleh Muslim dan Yahudi.
Kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza mulai terlebih dahulu menembakkan roket ke Israel setelah memperingatkannya untuk mundur dari tempat suci tersebut.
Hal ini lantas memicu serangan udara balasan dari Israel ke sasaran di Gaza.
Pawai yang diselenggarakan oleh Israel adalah acara tahunan yang menandai penaklukan negara tersebut atas Yerusalem Timur -- rumah bagi Kota Tua dan tempat-tempat sucinya di kawasan tersebut.
Pemuda Israel yang mengibarkan bendera biasanya melewati Kawasan Muslim Kota Tua melalui Gerbang Damaskus, melantunkan dan menyanyikan lagu-lagu patriotik.
PM Israel Baru
Sementara itu Israel baru saja melantik perdana menterinya yang baru.
Naftali Bennett, yang dilantik pada Minggu 13 Juni sebagai perdana menteri baru Israel, mewujudkan banyak kontradiksi yang mendefinisikan negara berusia 73 tahun itu.
Dia merupakan seorang Yahudi religius yang menjalankan bisnis senilai jutaan dolar di sektor hi-tech, yang sebagian besar sekuler.
Ia juga merupakan mantan sekutu Benjamin Netanyahu yang telah bermitra dengan partai-partai sayap kiri dan tengah untuk mengakhiri kekuasaannya selama 12 tahun.
Mengutip Channel News Asia, Senin (14/6/2021), partainya yang ultranasionalis Yamina hanya memenangkan tujuh kursi di Knesset yang beranggotakan 120 orang dalam pemilihan Maret lalu.
Tetapi dengan menolak untuk berkomitmen pada Netanyahu atau lawan-lawannya, Bennett memposisikan dirinya sebagai pemangku kuasa. Bahkan setelah salah satu anggota partai nasionalis keagamaannya meninggalkannya untuk memprotes kesepakatan koalisi baru, ia berakhir dengan mahkota.
Advertisement