Liputan6.com, Batam - Puluhan Pekerja Kawasan Industri Batam Indo, Muka Kuning, Batam, mengeluhkan mual dan pusing usai satu hari disuntik dosis pertama vaksin Covid-19 AstraZeneca. Mereka berbondong-bondong mendatangi Unit Gawat Darurat (UGD) RS Awal Bros Batam.
Salah satunya Juita (23). Dirinya mengaku mual dan pusing usai divaksin pada Selasa siang (15/6/2021) di area gedung PT Sinaider Muka Kuning.
Advertisement
"Mulai terasa mual, pusing muntah siang, kemudian malamnya mulai demam meriang," katanya.
Hal yang sama Riski Agustina (22). Dirinya mengungkapkan, usai disuntik AstraZeneca, petugas vaksinator tidak memberi tahu dampak yang akan terjadi pada tubuh usai divaksin.
"Dan dari perusahan juga tidak ada istirahat, setelah vaksin saya langsung kerja," ungkap Rizky.
Humas Rumah Sakit Awal Bros Batam, Shintia, saat dikonfirmasi membenarkan ada para pekerja yang datang ke UGD dan mengeluh mual dan pusing usai divaksin.
"'Saat ini pihak rumah sakit sedang melakukan penanganan pekerja yang kena dampak vaksin, ada sekitar puluhan," katanya.
Simak video pilihan berikut ini:
Respons Kadinkes Batam
Pihak menejemen sedang melakukan pendatan terhadap pasien yang mengeluh sakit. Untuk yang sudah mendapatkan penanganan pihak rumah sakit memberikan surat cuti selama tiga Hari untuk beristirat. Setidaknya ada sekitar 2.000 Pekerja di PT Snaider Kawasan Batamindo yang sudah menjalani vaksinasi AstraZeneca.
Pihak Rumah sakit juga sudah menyiapkan tempat jika terjadi lonjakan para pekerja yang merasakan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Kepala Dinas Kesehatan Batam yang juga sebagai ketua Tim kesehatan Satgas Covid 19 Kota Batam, Didi Kusmarjadi menyebutkan, gejala demam dan pusing yang dirasakan para pekerja usai divaksin merupakan hal yang wajar.
"Gejala demam, mual, dan pusing itu dampak vaksin," katanya.
Advertisement
Efek Samping Vaksin AstraZeneca
Ketua Komisi Daerah (Komda) KIPI Provinsi DKI Jakarta dr Ellen Sianipar, Sp. A(K) menceritakan bahwa untuk gejala dan efek samping dari vaksin AstraZeneca hingga saat ini tidak ada yang ekstrem.
“Hampir sama dengan yang lain sebenarnya, seperti demam atau menggigil, tapi kemudian akan hilang dengan sendirinya dalam 1-2 hari. KIPI serius yang ditemukan tidak banyak, kurang dari 1 persen. Kecil sekali sebetulnya dibandingkan dengan yang menerima vaksin,” ungkapnya.
Ia tak memungkiri bahwa memang benar ditemukan KIPI yang serius. Namun setelah dikaji lebih jauh, banyak yang bersifat kebetulan. Jadi tidak berhubungan dengan vaksin, tetapi karena penyakit lain yang memang sudah diderita sebelumnya.
KIPI serius juga dapat terjadi karena memang ada beberapa pasien yang tidak terbuka sepenuhnya tentang kondisi kesehatan mereka saat dilakukan skrining sebelum divaksinasi.
“Ada reaksi anafilaktik yang terjadi yang memang betul berhubungan dengan vaksinasi. Namun dapat cepat tertangani karena biasanya terjadi dalam waktu observasi 30 menit setelah divaksinasi.”