Liputan6.com, Jakarta - Tentu untuk banyak orang, kanibalisme adalah hal tabu yang sulit dipahami.
Menentang banyak dilema secara moral, etika, dan sanitasi, kanibal adalah salah satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia dengan akal sehat.
Advertisement
Namun, dikutip dari List Verse, Rabu (16/6/2021), ada saja beberapa orang yang tetap ingin melakukannya seperti lima individu di bawah ini. Bahkan, mereka dicap sebagai kanibal paling mengerikan di dunia:
1. Siswi Kanibal
Seorang siswi kelahiran Jepang yang belajar di Paris pada 1981 membuat rencana untuk memikat teman sekelasnya, Renée Hartevelt, ke apartemennya dengan janji mendapatkan makan malam dan terjemahan puisi hanya untuk membunuh, memutilasi, memperkosa, dan memakan mayatnya.
Ia juga memotret semua kejadian yang terjadi pada malam tersebut.
Untungnya, Sagawa tertangkap saat mencoba membuang jenazahnya tetapi ditemukan gila secara hukum di Prancis.
Sagawa dideportasi, dan melalui celah hukum, ia menjadi orang bebas.
Di Jepang, ia dikenal secara luas dan telah menulis buku-buku yang membuktikan alasan dari kejahatannya.
2. Pria yang Memakan Kakinya Sendiri
Cerita ini berasal dari pengguna Redit IncrediblyShinyShart. Setelah ia mengalami cedera kaki dalam kecelakaan sepeda motor, ia setuju dengan keputusan dokter untuk mengamputasinya.
Rupanya, lelucon dalam perkumpulan temannya adalah makan daging manusia. Jadi ia berpikir, "Saya hanya akan bertanya apakah saya bisa membawa pulang kaki saya."
Saat sampai di rumah, ia dan kelompok temannya memutuskan untuk menggoreng kaki tersebut untuk dijadikan taco.
Advertisement
3. Jeffrey Dahmer
Jeffrey Dahmer, yang memiliki panggilan The Milwaukee Monster, adalah seorang pembunuh berantai terkenal yang aktif di akhir tahun 80-an sampai awal 90-an. Ia memangsa kelompok masyarakat yang paling rentan -- pekerja seks gay.
Dahmer sering memikat para pria yang berkisar dari usia 14 hingga 31 untuk ke rumahnya dengan janji pembayaran untuk foto telanjang. Setelah itu, ia akan meracuni minuman mereka, mencekik, melakukan tindakan nekrofilia, dan kemudian memutilasi tubuh korbannya.
Untuk korban yang ia sukai, Dahmer akan memasak daging mereka -- ia pernah mengatakan bahwa manusia rasanya seperti filet minion.
Tidak hanya itu, ia kemudian menggunakan tulang mereka yang sudah diputihkan untuk dijadikan hiasan di apartemennya.
Dalam penjara, Dahmer sering mengatur makanannya menjadi bentuk anggota badan yang terputus dengan sentuhan akhir dari semprotan "darah" dari saos tomat untuk menakuti narapidana lainnya. Sudah muak melihat itu, Christoper Scarver -- seorang narapidana juga -- memukul Dahmer sampai meninggal pada 1994, hanya beberapa tahun dari 16 hukuman seumur hidup berturut-turutnya.
4. Warga Fore di Papua Nugini
Pada akhir 1950-an, anggota masyarakat Fore terserang Kuru -- penyakit mematikan -- di tingkat yang mengkhawatirkan. Para penliti menemukan bahwa ensefalopati spongiform yang mirip dengan Penyakit Sapi Gila menular merupakan penyebabnya.
Namun, setelah diselidiki kemabli, ternyata mereka mempraktikkan kanibalisme penguburan di mana memakan orang yang Anda cintai adalah tanda berkabung dan rasa hormat.
Wanita dan kaum muda kemungkinan besar akan mengonsumsi otak manusia yang sudah meninggal.
5. Armin Meines
Dalam kasus Armin Meines, yang sekarang dikenal sebagai Kabibal Rotenburg, ia bertanya "Bagaimana jika Anda bisa memakan orang lain, tetapi mereka setuju?"
Untuk Meines, memakan orang adalah salah satu hasrat seksual terbesarnya.
Pada akhirnya, ia menemukan seseorang yang dapat mengabulkan fantasinya di situs The Cannibal Cafe bernama Jürgen Armando Brandes.
Pada 9 Maret 2001, Brandes menenggak pil tidur dan sirup obat batuk, dan Meines memotong penisnya, menggorengnya dalam wajan dengan garam, merica, anggur, bawang putih. Namun, Meines kecewa dengan hasilnya karena menurutnya terlalu matang.
Meines kemudian memindahkan Brandes ke bak mandi untuk menikam lehernya, digantung ke kait daging, dan memotong-motongnya.
Untuk sepuluh bulan ke depan, Meines menikmati daging Brandes sampai salah satu pengguna di situs mengatakan kepada pihak berwenang.
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement