Liputan6.com, Jakarta - PT Merck Indonesia Tbk (MERK) bakal alokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga 3,3 juta Euro sepanjang 2021. Dana tersebut akan difokuskan untuk beberapa hal termasuk peremajaan fasilitas produksi.
Direktur Merck Indonesia, Aryo Aritrixso menyebut pihaknya juga fokus pada sistem digitalisasi untuk menunjang kinerja perseroan secara menyeluruh.
Advertisement
"Tujuan penggunaannya untuk modernisasi dan peremajaan fasilitas produksi, lalu untuk digitalisasi. Karena ke depan tantangan terbesar ialah meningkatkan digitalisasi di fasilitas produksi," katanya, Rabu (16/6/2021).
Terkait sumber dana, Aryo menegaskan seluruh belanja modal yang digunakan berasal dari internal kas perusahaan. Sebelumnya, lini bisnis Merck Indonesia yang berfokus pada Bahan Baku Obat (BBO) terus menunjukkan perkembangan positif dengan memberikan kontribusi sebesar 12 persen dari total pendapatan Perseroan.
Pertumbuhan Divisi Obat-Obatan Resep (Healthcare) di 2020 juga masih konsisten. Tercatat perseroan berhasil tumbuh 2 persen pada 2020, sementara pasar tumbuh negatif 9,8 persen.
Dari sisi penjualan, Divisi Usaha Obat-Obatan Resep mencapai realisasi Rp482 miliar sehingga berkontribusi 73 persen terhadap total pendapatan Perseroan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tak Ada PHK
Sebelumnya, mengalami dampak negatif akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu, PT Merck Indonesia Tbk menegaskan pihaknya masih bisa menjalankan operasional perusahaan dengan baik.
"Perseroan mengupayakan agar semakin lincah bergerak menghadapi perubahan, termasuk di tengah ketidakpastian akibat dampak pandemi," kata Presiden Direktur Merck Indonesia, Evie Yulin, Rabu, 16 Juni 2021.
Evie juga memastikan perseroan terus beradaptasi dengan memaksimalkan infrastruktur digital. Tak hanya itu, Merck juga terus melakukan kesiapan infrastruktur dan berkomitmen menjaga keselamatan karyawan saat pandemi. Menghadapi tantangan, divisi plant berhasil melampaui target awal tahun sebesar 102 persen, dengan volume unit produksi mencapai 818 juta tablet.
Sementara itu, komposisi produksi pabrik ialah 93 persen produk solid, serta 7 persen produk liquid dan semi solid. Hal ini membuat tingkat utilisasi kapasitas pabrik mencapai 77 persen.
"Perseroan melihat peluang ekspor semakin terbuka lebar di mana tahun 2020 perbandingan volume ekspor dan domestik mencapai 52 persen dan 48 persen," ujar Evie.
Melihat kinerja positif yang mampu ditorehkan, ekspansi pabrik dari kapasitas 1,6 miliar tablet dan kapsul menjadi kapasitas 2 miliar tablet akan dilakukan. Untuk tahap pertama, pabrik akan fokus pada produksi produk-produk diabetes.
Selain itu, Perseroan juga berhasil mempertahankan zero accident yang berarti tidak ada kecelakaan waktu hilang selama 7 tahun berturut-turut, dan tidak ada PHK terkait dengan pandemi.
Advertisement