Strategi Merck Indonesia Genjot Pendapatan pada 2021

Presiden Direktur Merck Indonesia, Evie Yulin menyebut, sepanjang 2021 pihaknya memiliki target pertumbuhan pendapatan hingga 3 persen.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 16 Jun 2021, 18:57 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Liputan6.com, Jakarta - PT Merck Indonesia Tbk (MERK) optimistis mampu meningkatan pendapatan sepanjang tahun ini. Hal tersebut tak terlepas dari strategi yang akan diterapkan perseroan.

Presiden Direktur Merck Indonesia, Evie Yulin menyebut, sepanjang 2021 pihaknya memiliki target pertumbuhan pendapatan hingga 3 persen.

"Tahun ini kita mentargetkan pendapatan bertumbuh, meskipun kita melihat Covid masih akan terjadi. Target kami tumbuh 3 persen dibandingkan 2020," katanya, Rabu (16/6/2021).

Meski target yang ditetapkan terlihat cukup kecil, Evie mengaku bila market pada 2021 diprediksi masih minus 1,9 persen

"Memang kelihatan kecil 3 persen, tapi pertumbuhan ini membuat kita tetap bertumbuh di atas market. Prediksi pertumbuhan market di 2021 itu  minus 1,9 jadi kita cukup tinggi di atas market," ujarnya.

Terdapat beberapa strategi yang akan digunakan perseroan untuk meningkatkan pendapatan, salah satunya melakukan review atas bisnis yang telah dijalankan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

"Melakukan proses review bisnis kita dan memperkuat budaya kinerja. Terdapat tiga hal terkait ini, yang pertama seperti kesederhanaan, yang kedua semua karyawan harus bertanggung jawab akan perkerjaannya baik itu WFH dan WFO," tuturnya

Hal terakhir yang perlu diperhatikan ialah, pastikan eksekusi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tak kalah penting, perseroan juga terus membangun hubungan baik dengan para dokter, pemangku kepentingan di pemerintahan, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya dalam bentuk edukasi medis yang berkesinambungan (CME), serta mengambil bagian secara aktif dalam melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat dengan bekerja sama dengan asosiasi kedokteran dan organisasi pendukung pasien.

Berbagai upaya tersebut mampu meningkatkan pangsa pasar, merebut peringkat yang lebih tinggi, dan tumbuh lebih tinggi daripada rata-rata pasar di dalam segmen obat-obatan resep.

Kuartal I 2021, Merck Indonesia meraih pendapatan sebesar Rp253 miliar, meningkat 56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp162 miliar.

Sementara untuk laba meningkat dari Rp35 miliar menjadi Rp53 miliar, atau meningkat sebesar 51 persen. Selain itu, kas dan setara kas di kuartal 1 2021 sebesar Rp165 miliar, juga meningkat 22 persen dibanding akhir Desember 2020 sebesar Rp135 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Belanja Modal pada 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Merck Indonesia Tbk (MERK) bakal alokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga  3,3 juta Euro sepanjang 2021. Dana tersebut akan difokuskan untuk beberapa hal termasuk peremajaan fasilitas produksi.

Direktur Merck Indonesia, Aryo Aritrixso menyebut pihaknya juga fokus pada sistem digitalisasi untuk menunjang kinerja perseroan secara meyeluruh.

"Tujuan penggunaannya untuk modernisasi dan peremajaan fasilitas produksi, lalu untuk digitalisasi. Karena ke depan tantangan terbesar ialah meningkatkan digitalisasi di fasilitas produksi," katanya, Rabu, 16 Juni 2021.

Terkait sumber dana, Aryo menegaskan seluruh belaja modal yang digunakan berasal dari internal kas perusahaan. Sebelumnya, lini bisnis Perseroan yang berfokus pada Bahan Baku Obat (BBO) terus menunjukkan perkembangan positif dengan memberikan kontribusi sebesar 12 persen dari total pendapatan Perseroan.

Pertumbuhan Divisi Obat-Obatan Resep (Healthcare) di 2020 juga masih konsisten. Tercatat perseroan berhasil tumbuh 2 persen di tahun 2020, sementara pasar tumbuh negatif 9,8 persen.

Dari sisi penjualan, Divisi Usaha Obat-Obatan Resep mencapai realisasi Rp482 miliar sehingga berkontribusi 73 persen terhadap total pendapatan Perseroan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya