Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan saham PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT), emiten bergerak di usaha pendistribusian produk digital dan pengembangan aplikasi perdagangan dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 9 Juni 2021. Hal ini dilakukan karena peningkatan harga kumulatif, sehingga perlu dilakukan cooling down.
Melihat hal ini, Direktur & Sekretaris Perusahaan HDIT, Ferdiana mengaku, terdapat dua faktor yang membuat harga saham-nya melonjak tajam, yakni secara umum dan khusus.
Advertisement
Untuk secara umum, Ferdiana menyebut terdapat tiga faktor yakni antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk digital.
"Lalu layanan digital payment yang semakin popular demandnya untuk memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat di tengah berlangsungnya pandemi Covid-19," katanya secara virtual.
Hal terakhir ialah banyaknya perusahaan di bidang teknologi startup yang berencana go public. Terkait faktor secara khusus, perseroan menyebut dua hal, yakni pencabutan subsidi listrik yang dilakukan pemerintah secara bertahap, oleh karena mulai terjadinya pemulihan ekonomi di berbagai daerah.
"Ini mengakibatkan perseroan yang memiliki pendapatan tertingginya dari pembayaran listrik PLN mengalami recovery kinerja operasional," ujar Ferdiana.
Sejalan dengan poin tersebut, perseroan optimistis mampu menbukukan laporan keuangan yang lebih baik lagi di kuartal I 2021. HDIT akan melaporkan kinerja keuangan pada akhir Juni 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham HDIT
BEI pun membuka suspensi saham HDIT pada 10 Juni 2021 di pasar reguler dan tunai. Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 16 Juni 2021, saham PT Hensel Davest Indonesia Tbk turun 2,1 persen ke posisi Rp 700 per saham.
Saham HDIT dibuka stagnan di posisi Rp 715 per saham. Saham HDIT berada di level tertinggi Rp 725 dan terendah Rp 675 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 581 kali dengan nilai transaksi Rp 790,3 juta.
Advertisement