Kapolres Baru Garut Unjuk Taring Berantas Premanisme di Kampung 'Preman Pensiun'

Masalah gangguan premanisme, menjadi perhatian khusus sesuai dengan instruksi pimpinan Polri dan Presiden Republik Indonesia terkait pemberantasan preman.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 18 Jun 2021, 11:00 WIB
Kapolres Garut yang baru AKBP Wirdhanto Hadicaksono memberikan penjelasan mengenai program prioritasnya di depan wartawan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Nahkoda Kepala Kepolisian (Kapolres) Garut, Jawa Barat, resmi berganti dari AKBP Adi Benny Cahyono ke AKBP Wirdhanto Hadicaksono. Tugas pertama peraih Adhi Makayasa 2003 itu, bertekad membersihkan praktik premanisme di kampung para 'preman pensiun' sesuai intruksi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Menurut Wirdhanto, persoalan ketertiban dan kenyamanan masyarakat terutama premanisme, menjadi agenda utama dalam 100 hari pertama kerja di wilayah hukum kota dodol Garut.

"Masalah gangguan premanisme, menjadi perhatian khusus sesuai dengan instruksi pimpinan Polri dan Presiden Republik Indonesia terkait pemberantasan preman," ujarnya, selepas tradisi pedang pora di Mapolres Garut, Rabu (16/6/2021).

Menyandang status lulusan terbaik 2003 lalu, mantan Kasat Reskrim Metro Jakarta Utara itu memegang tugas yang tidak mudah, di daerah yang cukup dikenal sebagai kampung halaman para aktor pemeran ‘Preman Pensiun’ tersebut.

"Mohon doanya kepada warga Garut untuk diterima, didukung, dan dibantu sesuai bagaimana Garut lebih sehat dan lebih aman," kata mantan Koorspripim Polda Metro Jaya itu.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Premanisme di Garut

Sebagai orang nomor satu di kesatuan polres Garut, Wirdhanto segera membuat sejumlah agenda program kerja yang menjadi prioritas di tahun perdana kepemimpinannya di Garut.

“Kami akan bekerja sama, silaturahmi dengan Forkopimda setempat untuk bisa mengetahui kaitan manajemen masalah penanganan Covid-19, termasuk manajemen gangguan kamtibmas,” papar dia.

Dengan pola seperti itu, Wirdhanto berharap, seluruh bawahnya mampu memahami persoalan kambitmas terutama soal premanisme yang menjadi prioritas pemerintah saat ini.

“Tidak ada premanisme di wilayah Garut, sesuai dengan intruksi presiden,” ujarnya menegaskan.

Seperti diketahui serial komedi ‘Preman Pensiun’ yang digawangi mendiang kang Bahar (Dedi Petet), serta Muslihat (Epy Kusnandar) serta pemain lainnya, merupakan sekuel cerita mengenai pejalanan panjang seorang preman kampung dari Garut menuju Bandung.

Karena keberaniannya. Kang Bahar yang sebelumnya hanya preman kecil menjadi ‘backing’ para pedagang kaki lima di sebuah pasar dan terminal dan akrab dengan dunia premanisme. Lambat laun pengaruhnya mampu berkembang secara luas hingga menguasai beberapa area pusat keramaian di kota kembang Bandung.

Namun kondisi itu, berubah drastis setelah kematian istrinya. Kang Bahar yang tengah di atas angin memegang kendali premanisme di kota Bandung, menyatakan pensiun menjadi preman yang disampaikan kepada tangan kanannya, Muslihat, karena alasan ingat pesan istrinya sebelum ajal menjemput.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya