Liputan6.com, Jakarta - Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) terus melambung usai penghentian sementara perdagangan (suspensi) dibuka pada Rabu, (16/6/2021). Hal itu mendorong kenaikan harga saham DCII mencapai puluhan ribu persen sepanjang tahun berjalan 2021 sehingga masuk 10 emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI.
Mengutip data RTI, saham DCII naik 17,41 persen ke posisi Rp 59.000 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 16 Juni 2021. Saham DCII dibuka naik 250 poin ke posisi Rp 50.500 per saham. Saham DCII berada di posisi tertinggi Rp 60.300 dan terendah Rp 50.250 per saham.
Total frekuensi perdagangan 906 kali dengan volume perdagangan 1.720. Nilai transaksi harian saham Rp 10,2 miliar. Kapitalisasi pasar saham DCII mencapai Rp 140,64 triliun.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham DCII masuk 10 emiten kapitalisasi terbesar pada 16 Juni 2021. Saham DCII berada di posisi sembilan dari 10 saham emiten kapitalisasi besar. Posisi DCI Indonesia di bawah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). TPIA catatkan kapitalisasi pasar Rp 168 triliun.
Sepanjang tahun berjalan 2021, saham DCII sudah melambung 13.947 persen. Saham DCII berada di posisi terendah Rp 525 dan tertinggi Rp 60.300. Total frekuensi perdagangan 14.714 kali dengan nilai transaksi Rp 3,2 triliun.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,17 persen ke posisi 6.078,56 pada Rabu pekan ini. Nilai transaksi harian saham tercatat Rp 12,36 triliun dan volume perdagangan 16,42 miliar saham. Total frekuensi perdagangan 1.111.810 kali.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kata Analis
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan, meski harga saham DCII melonjak signifikan tetapi juga perlu mencermati kinerja keuangannya. Selain itu, volume perdagangan saham DCII tidak terlalu besar. Oleh karena itu, Reza menilai harus hati-hati jika ingin masuk ke saham DCII.
“Volume perdagangan saham tidak terlalu besar. Jadi yang transaksi hanya beberapa pihak saja. Kita tidak tahu pihak-pihak tersebut akan lakukan profit taking atau tidak,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, investor harus waspada jika mau masuk saham DCII. Hal ini mempertimbangkan volume perdagangan dan harga saham mahal. Namun, penentuan harga saham mahal itu juga melihat valiuasi sahamnya.”Harus waspada kalau mau masuk. Kita tidak tahu kapan pihak-pihak yang sudah masuk itu lakukan profit taking. Lebih baik cari saham lain dengan valuasi murah tetapi punya potensi naik,” ujar dia.
Advertisement