Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Astra International Tbk (ASII) pada Kamis, (17/6/2021) memutuskan mengubah susunan komisaris.
PT Astra International Tbk mengangkat Bambang P.S Brodjonegoro sebagai Komisaris Independen. Posisi tersebut terhitung sejak ditutupnya RUPSLB untuk masa jabatan sebagaimana yang ditentukan oleh Anggaran Dasar Perseroan.
Advertisement
Dengan demikian, susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan berubah menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris Perseroan:
Presiden Komisaris : Prijono Sugiarto
Komisaris Independen : Sri Indrastuti Hadiputranto
Komisaris Independen : Rahmat Waluyanto
Komisaris Independen : Apinont Suchewaboripont
Komisaris Independen : Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
Komisaris : Anthony John Liddell Nightingale
Komisaris : Benjamin William Keswick
Komisaris : John Raymond Witt
Komisaris : Stephen Patrick Gore
Komisaris : Benjamin Birks
Terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2023 Perseroan, kecuali untuk John Raymond Witt dan Stephen Patrick Gore sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2022 Perseroan, serta Bapak Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2024 Perseroan.
Selain itu, RUPSLB juga memutuskan menetapkan total honorarium untuk seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan. Jumlahnya maksimum sejumlah Rp 1,8 Miliar gross per bulan, mulai berlaku terhitung sejak 1 Mei 2021 hingga penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2022.
Kemudian memberikan wewenang kepada Presiden Komisaris untuk menetapkan pembagian jumlah honorarium tersebut di antara para anggota Dewan Komisaris Perseroan, dengan memperhatikan pendapat dari Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris dan seluruh stakeholders atas dukungan penuh yang telah diberikan kepada Astra.
Selain menjadi Komisaris Independen di PT Astra International Tbk, Bambang Brodjonegoro sebelumnya diangkat menjadi Komisaris Utama di PT Telkom Indonesia Tbk. Bambang Brodjonegoro juga menjabat sebagai Komisaris Utama di Bukalapak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Kuartal I-2021
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat pendapatan dan laba turun pada kuartal I 2021. Hal itu seiring pandemi COVID-19 yang terjadi.
PT Astra International Tbk catat pendapatan Rp 51,70 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi pendapatan itu turun empat persen dari periode kuartal I 2020 sebesar Rp 54 triliun. Pendapatan turun itu mendorong laba bersih susut selama kuartal I 2021.
Laba perseroan merosot 22 persen dari Rp 4,8 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 3,72 triliun pada kuartal I 2021. Laba bersih per saham turun 22 persen dari Rp 119 pada kuartal I 2020 menjadi Rp 92 pada kuartal I 2021.
Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2021 sebesar Rp 3.971. Angka itu meningkat tiga persen dibandingkan posisi pada 31 Desember 2020. Kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 15,9 triliun pada 31 Maret 2021 dibandingkan Rp 7,3 triliun pada akhir 2020.
Arus kas yang lebih tinggi pada kuartal I 2021 disebabkan kinerja bisnis yang membaik, belanja modal dan modal kerja lebih rendah. Jika volume bisnis terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja kemungkinan akan meningkat.
Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup meningkat dari Rp 39,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 40,3 triliun pada 31 Maret 2021.
Dari sektor usaha perseroan, sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi serta properti catat pertumbuhan. Sektor alat berat catat pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar tiga persen dari Rp 1,05 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,08 triliun pada kuartal I 2021.
Sektor properti tumbuh 23 persen dari Rp 40 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 49 miliar pada kuartal I 2021.
Sementara itu, sektor agribisnis dan teknologi informasi mencatat penurunan terbesar selama kuartal I 2021. Kontribusi laba dari sektor agribisnis turun 56 persen dari Rp 296 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 129 miliar pada kuartal I 2021. Kontribusi laba dari sektor teknologi informasi turun dari Rp 2 miliar menjadi Rp 1 miliar pada kuartal I 2021.
Di sisi lain, kontribusi laba dari sektor otomotif turun 26 persen dari Rp 1,93 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,43 triliun pada kuartal I 2021. Laba dari jasa keuangan susut 30 persen dari Rp 1,41 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 985 miliar pada kuartal I 2021.
Kontribusi laba dari sektor infrastruktur dan logistik susut 42 persen dari Rp 73 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 42 miliar pada kuartal I 2021.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro menuturkan pendapatan dan laba bersih grup Astra pada kuartal I 2021 lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu mengingat tahun lalu pandemi baru mulai memengaruhi ekonomi Indonesia dan kinerja bisnis secara subtansial pada Maret 2020.
"Walaupun kinerja usaha grup perlahan membaik pada beberapa bulan terakhir, prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat dampak dari pandemi COVID-10 yang masih berlanjut,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Rabu (21/4/2021).
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 21 April 2021, saham ASII turun 1,42 persen ke posisi Rp 5.225 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.221 kali dengan nilai transaksi Rp 252 miliar.
Advertisement