Saran Bank Dunia Agar Indonesia Bangkit dari Resesi

Dampak pandemi Covid-19 yang masih belum usai terutama di Indonesia menyebabkan perekonomian Indonesia lumpih bahkan masuk ke jurang resesi.

oleh Athika Rahma diperbarui 17 Jun 2021, 14:30 WIB
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia memaparkan, dampak pandemi Covid-19 yang masih belum usai terutama di Indonesia menyebabkan perekonomian Indonesia lumpih bahkan masuk ke jurang resesi.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen membeberkan sejumlah rekomendasi yang dapat diambil pemerintah agar Indonesia bisa segera bangkit dari resesi.

"Pertama, memenangkan pertandingan melawan virus Covid-19. Harus ada cara mengakhiri pandemi dengan vaksinasi dan kapasitas testing dan tracing yang baik dan restriksi mobilisasi," ujar Kahnoken dalam Indonesia Economic Prospects (IEP) berjudul Boosting The Recovery, Kamis (17/6/2021).

Rekomendasi kedua ialah menjaga kebijakan moneter berjalan dengan baik selaras dengan penyaluran stimulus kredit.

Lalu ketiga melalui dukungan fiskal jangka pendek namun tetap menjaga kesinambungan fiskal jangka menengah.

"Strategi fiskal jangka menengah akan meningkatkan kepercayaan investor," katanya.

Terakhir ialah melalui penciptaan lapangan kerja yang produktif dengan menerapkan kesetaraan gender.

"Kesetaraan ini akan membuka peluang baik bagi perempuan maupun laki-laki untuk mendapatkan penghasilan," ujar Kahnoken

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Laporan Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,4 Persen di 2021

Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bank Dunia kembali merilis laporan terbaru mengenai Prospek Ekonomi Indonesia yang dirilis pada hari ini. Laporan tersebut menyebutkan perekonomian Indonesia akan bangkit kembali dari resesi yang terjadi pada tahun 2020 dengan tingkat proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,4 persen pada tahun 2021.

Laporan tersebut menyoroti bahwa meskipun pertumbuhan konsumsi dan investasi melambat selama kuartal pertama tahun 2021, sentimen konsumen dan penjualan ritel mulai membaik pada kuartal kedua menunjukkan momentum pertumbuhan yang lebih kuat. Namun, ketidakpastian terkait pandemi tetap tinggi karena risiko penularan virus yang lebih tinggi.

“Mempercepat distribusi vaksin, memastikan testing yang memadai maupun diambilnya tindakan terkait kesehatan masyarakat lainnya, serta mempertahankan dukungan moneter dan fiskal yang kuat dalam waktu dekat dirasa sangat penting untuk mendorong pemulihan Indonesia,” kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen, di Jakarta, Kamis (17/6/2021).

Secara paralel, reformasi untuk memperkuat iklim investasi, memperdalam pasar keuangan, dan meningkatkan ruang fiskal untuk keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang akan menjadi penting untuk lebih lanjut membangun kepercayaan konsumen dan investor. Laporan tersebut merekomendasikan agar pemerintah mengembangkan strategi fiskal jangka menengah dengan urutan yang baik, termasuk rencana yang jelas untuk meningkatkan pendapatan pajak dan ruang fiskal untuk belanja prioritas

Di samping itu, dibahas juga tentang pentingnya menjaga kebijakan moneter yang akomodatif dan mendorong kredit swasta untuk mendukung sektor riil sambil memantau kerentanan eksternal dan keuangan.

Laporan juga menyoroti peran penting bantuan sosial yang memadai dalam upaya mengurangi risiko terkait kemiskinan yang meningkat. Terungkap bahwa dengan dipertahankannya paket bantuan sosial seperti pada tahun 2020 pada 2021 berpotensi menjaga 4,7 juta orang Indonesia tetap berada di luar kemiskinan.

Edisi laporan kali ini juga melihat kemungkinan bagi Indonesia untuk meningkatkan berbagai pekerjaan dengan produktivitas yang lebih tinggi dan partisipasi perempuan dalam perekonomian.

“Indonesia telah mengurangi tingkat kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan upah tenaga kerja selama satu dekade terakhir. Tahap selanjutnya adalah menciptakan lapangan kerja kelas menengah yang lebih produktif, memperoleh upah yang lebih tinggi, dan memberikan manfaat sosial,” kata Habib Rab, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya