Cerita Haru Saat Orangtua dan Penghuni Lapas Anak Palu Tak Boleh Bertemu

Penghuni Lapas Anak Palu harus menahan haru saat hanya bisa bertemu di lewat layar kaca.

oleh Heri Susanto diperbarui 19 Jun 2021, 07:00 WIB
Pertemuan virtual antara penghuni Lapas Anak Palu dengan orangtua. Fasiltias itu menjadi solusi komunikasi saat pembatasan selama pandemi Covid-19 diberlakukan. (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Liputan6.com, Palu - Pendemi Covid-19 membuat komunikasi antara anak di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Palu dengan orangtua tidak bisa lagi dilakukan secara langsung. Sejumlah aturan baru pun diberlakukan demi psikologi dan perkembangan karakter anak.

Di depan layar komputer, Rehan, salah satu anak penghuni LPKA Palu berusaha menahan kesedihannya saat berbincang dengan bapak dan ibunya, Selasa Sore (15/6/2021). Tapi betapun dia berusaha kuat, sesekali pipinya tetap saja basah dengan air mata selama 15 menit pertemuan dengan orangtuanya itu. Pertemuan secara virtual.

Pertemuan seperti itu selalu jadi momen berharga bagi Rehan kendatipun tetap tidak bisa menggantikan perasaan dan keinginannya bertemu langsung dengan kedua orangtuanya.

Dia bilang sejak menjadi penghuni Lapas Anak Palu sembilan bulan yang lalu, kunjungan virtual dengan orangtuanya baru dua kali dilakukannya, karena pembatasan yang sudah diberlakukan sejak pandemi Covid-19 di Sulawesi Tengah.

“Kadang kalau saya ingin komunikasi dengan mereka (orangtua), koneksi internet tidak bagus, atau orangtua saya kebetulan belum membeli paket internet,” Rehan menceritakan.

Meskipun begitu tetap bisa berkomunikasi bersama orang terdekatnya dengan segala keterbatasan diakui rehan adalah hal yang disyukurinya. Terlebih dengan alasan mengutamakan kesehatan dan keselamatan banyak orang.

Simak video pilihan berikut ini:


Kebijakan di Antara Kemanusiaan dan Pembinaan Karakter Anak

Suasana di LPKA Palu saat digelar perlombaan antarkelompok anak, Selasa (1/6/2021). (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).

Selain Rehan, situasi serupa juga harus dihadapi 41 anak penghuni LPKA di Jalan Dewi Sartika tersebut. Pandemi Covid-19 yang masih mengancam jadi alasan aturan pembatasan itu masih diberlakukan sejak Februari, 2020.

Kepala LPKA Palu, Irpan mengungkapkan, pihaknya saat ini memberi kebebasan bagi anak-anak maupun para orangtua untuk saling berkomunikasi secara virtual, berbeda dari saat sebelum pandemi yang hanya bisa di waktu-waktu tertentu.

Bahkan untuk mengurangi beban ekonomi orangtua, pihak Lapas kata dia yang akan menghubungi pihak keluarga anak-anak. Orangtua cukup mengirimkan pesan singkat ke pihak LPKA Palu jika ingin berkomunikasi virtual.

“Selama jam kerja mereka bebas berkomunikasi. Jika banyak anak-anak juga ingin bertemu virtual dengan orangtuanya maka kami berlakukan antrean dan durasinya 15 sampai 30 menit saja,” Kata Irpan, Selasa (15/6/2021).

Irpan mengakui, baik orangtua maupun anak-anak di “asrama” yang dipimpinnya belum semuanya paham dan memanfaatkan komunikasi secara virtual via teknologi dan aplikasi seperti itu.

Untuk itu petugas masih kerap membolehkan orangtua berkomunikasi langsung dengan anaknya meski hanya boleh dari balik kawat pembatas yang mengelilingi Lapas, dan tanpa bersentuhan.

“Yang belum bisa memanfaatkan teknologi itu sesekali kami izinkan karena alasan kemanusiaan. Bagaimanapun psikologi anak yang utama bagi kami,” Irpan menerangkan.

Selain komunikasi virtual sebagai bentuk penyesuaian di masa pandemi, materi pembinaan di dalam LPKA Palu juga ditingkatkan terutama berkaitan dengan karakter, di antaranya Pramuka, perlombaan-perlombaan, kerohanian, bahkan pendidikan kebangsaan untuk anak-anak saat ini juga melibatkan Korem 132 Tadulako.

“Fokus kami juga agar psikologi dan karakter anak-anak menjadi baik di tempat ini dengan cara yang menyenangkan walaupun masih di masa pandemi,” Irpan memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya