Liputan6.com, Kebumen - Ada yang tak biasa dari tabiat SP (39), warga Desa Sitibentar, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen di mata istrinya.
Nyatanya, keganjilan itu terbukti setelah SP ditemukan tewas akibat gantung diri, Senin (14/6/2021) sekitar pukul 12.00 WIB.
SP yang bekerja sebagai penjaga Madrasah Ibtidaiyah (MI), sempat pulang pada pukul 10.00 WIB. Di rumah, ia menemui anak dan istrinya.
Baca Juga
Advertisement
Beberapa saat kemudian, istri dan anaknya pergi membeli bensin. Namun sekembalinya dari membeli bensin, mereka mendapati SP dalam keadaan tergantung.
Di tengah kepanikan, istri dan anaknya berusaha menolong SP dengan cara memotong tali plastik yang digunakan untuk gantung diri. Namun jiwanya tidak lagi tertolong.
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penyelidikan Polisi
Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama melalui Kasubbag Humas Polres Kebumen Iptu Tugiman, mengatakan setelah mendapatkan informasi Polres Kebumen langsung menuju ke tempat kejadian perkara.
"Dari hasil oleh tempat kejadian perkara, kami tidak menemukan tanda penganiayaan. Murni meninggal karena gantung diri," jelas Iptu Tugiman.
Keterangan ini diperkuat dari hasil pemeriksaan medis yang dilakukan oleh Puskesmas Mirit yang tidak menemukan tanda penganiayaan.
Keterangan keluarga, diduga SP nekat mengakhiri hidupnya karena impitan ekonomi.
Advertisement