Wapres Minta TNI Tingkatkan Kemampuan untuk Atasi Ancaman Hibrida

Wapres berharap target pemenuhan minimum essential force yang merupakan basis kebijakan modernisasi alat utama sistem persenjataan atau alutsista, juga perlu terus diupayakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2021, 14:29 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Biro Pers Sekretariat Wapres)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri penutupan konferensi nasional sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) abad ke-21 di Universitas Pertahanan, Sentul, Bogor, Jumat (18/6). Dalam sambutannya Ma'ruf berharap kemampuan TNI sebagai komponen utama harus terus ditingkatkan.

"Tujuannya agar siap dikerahkan setiap saat baik untuk menghadapi ancaman militer, ancaman nonmiliter, maupun ancaman hibrida," kata Maruf Amin di Universitas Pertahanan, Sentul, Bogor, Jumat (18/6/2021).

Dia juga berharap target pemenuhan minimum essential force (MEF) yang merupakan basis kebijakan modernisasi alat utama sistem persenjataan atau alutsista, juga perlu terus diupayakan. Secara paralel dukungan profesionalisme dan sumber daya manusia unggul TNI-Polri, menjadi hal penting dalam rangka mewujudkan pertahanan dan keamanan negara.

"Dukungan profesionalisme dan sumber daya manusia unggul TNI-Polri, menjadi kata kunci dalam rangka mewujudkan pertahanan dan keamanan negara," bebernya.

Dia juga mengatakan pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara. Regulasi tersebut akan memberikan dukungan terhadap pemenuhan komponen cadangan dan komponen pendukung dalam rangka pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Komponen Cadangan Perlu Disiapkan

Ma'ruf pun berharap komponen cadangan dan komponen pendukung yang terdiri atas aspek SDM, sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sarana prasarana nasional perlu dipersiapkan sejak dini. Tujuannya untuk memudahkan jika suatu saat diperlukan guna memperkuat TNI sebagai komponen utama.

Tidak hanya itu, kata dia, berbagai komponen tersebut diharapkan menjadi bagian dari suatu mekanisme dan garda terdepan di masyarakat.

"Terutama dalam melindungi dan mencegah infiltrasi nilai-nilai yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI, seperti intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme," bebernya.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya