7 Fakta Terkait Penyekatan 2 Sisi di Jembatan Suramadu

Penyekatan di Jembatan Suramadu kini dilakukan di dua sisinya, yakni sisi Surabaya dan Bangkalan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 19 Jun 2021, 06:29 WIB
Indahnya Jembatan Suramadu di malam hari.

Liputan6.com, Jakarta - Penyekatan di Jembatan Suramadu kini dilakukan di dua sisinya, yakni sisi Surabaya dan Bangkalan, Madura.

Langkah penyekatan Jembatan Suramadu ini dilakukan menyusul kesepakatan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Pemkab Bangkalan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).

"Artinya, screening dilakukan di akses Suramadu dari arah Surabaya menuju Bangkalan maupun sebaliknya," ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Rabu, 16 Juni 2021.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron pun sempat memantau penyekatan di Suramadu sisi Surabaya.

Bahkan, dua pemimpin muda ini juga memimpin persiapan penyekatan di Suramadu sisi Bangkalan hingga larut malam. Sebab, penyekatan di Suramadu sisi Bangkalan itu dimulai sejak Kamis, 17 Juni 2021.

Tentunya, ini tidak ada perbedaan karena ini sama-sama saling menjaga antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga Bangkalan bisa kembali hijau dan Surabaya terhindar dari virus Covid-19," ujar Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron.

Namun tak berapa lama, beredar di grup Whatsapp memperlihatkan kericuhan pengendara motor yang tidak tertib antre tes swab antigen di pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya pada Jumat dini hari 18 Juni 2021.

Guna mengantisipasi kejadian tersebut terulang, Polda Jatim akan menambah pasukan dan memperketat pengamanan di Posko Penyekatan Suramadu sisi Surabaya.

"Penambahan personel, kemudian rekan-rekan tenaga kesehatan tentunya adalah evaluasi kita untuk perbaikan ke depan," ujar Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo.

Berikut fakta-fakta terkait penyekatan di Jembatan Suramadu pada kedua sisinya dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Untuk Screening

Penyekatan pengendara untuk tes Covid-19 di Jembatan Suramadu. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Penyekatan di Jembatan Suramadu kini dilakukan di dua sisi, yakni sisi Surabaya dan Bangkalan. Langkah ini dilakukan menyusul kesepakatan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Pemkab Bangkalan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).

"Artinya, screening dilakukan di akses Suramadu dari arah Surabaya menuju Bangkalan maupun sebaliknya," ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Rabu, 16 Juni 2021.

Eri mengatakan, bahwa screening di akses Suramadu merupakan bentuk kebersamaan pemerintah daerah di Jawa Timur dalam menekan laju penyebaran Covid-19.

"Karenanya, ke depan swab dititikberatkan di sisi Bangkalan kepada pengendara plat M yang akan menuju ke Surabaya melalui Jembatan Suramadu," ucapnya.

"Jadi, Fainsyaallah, nanti (swab) yang dari Bangkalan akan dilakukan oleh Bupati Bangkalan. Surabaya nanti membantu ketika yang dari Bangkalan sudah tidak mampu (lolos), yang selain plat M (Madura) kita lakukan (swab)," ujar Eri.

Eri menyebut, nantinya screening juga dilakukan di akses Suramadu yang menuju ke arah Bangkalan. Artinya, swab juga dilakukan kepada pengendara dari arah Surabaya yang akan menuju ke Bangkalan melalui akses Suramadu.

"Dari Surabaya masuk ke Bangkalan kita juga lakukan swab. Ini yang disampaikan Bu Gubernur, bagaimana kita saling-bahu membahu menjaga antara pemerintah yang ada di Jawa Timur," ucapnya.

 


Hasil Keputusan Bersama

Tes Covid-19 di Suramadu. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Dengan demikian, maka tugas utama Satgas Covid-19 Surabaya ke depan adalah memastikan setiap warga yang akan masuk ke Bangkalan, Madura, terbebas dari Covid-19.

Meski demikian, pihaknya menyatakan tetap akan membantu Pemkab Bangkalan untuk melakukan swab kepada pengendara yang lolos penyekatan di sisi Madura.

"Tapi tugas kami yang utama adalah menjaga Madura, menjaga Bangkalan dari (pengendara) yang mau masuk ke Bangkalan. Itu yang kita lakukan," ujar Eri.

Menurutnya, keputusan ini sesuai dengan kesepakatan bersama dalam rapat koordinasi Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Jatim, Surabaya dan Bangkalan yang berlangsung pada Selasa malam, 15 Juni 2021.

Bagi Eri, Kota Surabaya dan Kabupaten Bangkalan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Karenanya perlu sinergitas bersama dalam upaya memutus mata rantai pandemi ini.

"Inilah kebersamaan antara (pemerintah) Provinsi Jatim, Surabaya dan Bangkalan," ucap Eri.

 


Tegaskan Tak Ada Diskriminasi Warga Madura

Pemeriksaan antigen di Jembatan Suramadu. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron berterimakasih karena warga yang mau ke Bangkalan sekarang juga di swab antigen, sama seperti warga yang dari Madura ke Surabaya.

Tentunya, ini tidak ada perbedaan karena ini sama-sama saling menjaga antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga Bangkalan bisa kembali hijau dan Surabaya terhindar dari virus Covid-19.

"Saya juga berharap kerja sama ini tetap terjalin dengan baik ke depannya, sehingga ketika ada isu-isu bahwa ada diskriminasi terhadap warga Madura, tentu itu tidak ada," ujarnya.

"Sekali lagi, tidak ada diskriminasi kepada warga Madura, karena perlakuan yang sama juga dilakukan bagi warga yang akan berkunjung ke Madura, dilakukan tes swab yang sama di Surabaya,” ucapnya.

Wali Kota Eri mengatakan bahwa antara Surabaya dan Bangkalan tidak bisa dipisahkan, karena kekuatan yang dimiliki untuk menangani Covid-19 ini adalah kebersamaan.

Ia juga mengaku sadar betul dengan kondisi Bangkalan saat ini yang masuk pada zona merah, karena Surabaya sudah pernah mengalami zona merah itu.

"Makanya, sebagai saudara kita harus saling melengkapi dan membantu, sehingga nanti nakes kita perbantukan ke Bangkalan," kata Eri.

 


Sekjen Madas Tegaskan untuk Kepedulian Sesama

Penyekatan pengendara untuk tes Covid-19 di Jembatan Suramadu. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Sekretaris Jenderal Madura Asli (Madas) Sulaiman Darwis membantah tudingan miring tentang penyekatan di Jembatan Suramadu bentuk diskriminasi kepada warga Madura.

Menurutnya, penyekatan di Suramadu sisi Surabaya ini merupakan bentuk kepedulian dari Wali Kota Surabaya bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap warga Madura yang ada di Surabaya.

“Justru penyekatan ini untuk membantu warga Madura yang ada di Surabaya. Justru penyekatan ini adalah antisipasi penyebaran Covid-19 dari Kabupaten Bangkalan. Jadi, buat warga Bangkalan khusus warga Madura," ujarnya.

"Saya tegaskan bahwa penyekatan ini adalah bentuk kepedulian Pemkot Surabaya untuk warga Madura, bukan berarti diskriminasi, tapi Surabaya peduli kepada sesama,” ucap Sulaiman.

Sulaiman mengaku berani mengatakan seperti itu karena dia selalu hadir di penyekatan Suramadu setiap hari dengan di piket. Tujuannya tidak lain adalah untuk membantu jajaran Pemkot Surabaya dalam melakukan penyekatan dan tes. Sebab, dia khawatir ada warga Madura yang emosi saat hendak dites.

“Makanya, kami hadir di sini untuk membantu, mungkin ada yang agak emosi untuk dites, kita akan hadapi dengan persuasif dengan Bahasa Madura kita," ujarnya.

Sulaiman menegaskan sekali lagi dan memastikan bahwa Wali Kota Eri Cahyadi dan jajaran Pemkot Surabaya hadir di penyekatan Jembatan Suramadu ini justru untuk membantu pencegahan virus Covid-19 dari Bangkalan.

"Kalau sudah dites kan nanti bisa diketahui, oh ini sehat, oh ini gak sehat, sehingga enak nanti bisa dibantu pengobatannya,” tegasnya.

Selain itu, Sulaiman juga mengaku sudah menelusuri sebuah pamflet yang berisi seruan aksi yang akan digelar besok di Pemkot Surabaya dan Polda Jatim. Menurutnya, pamflet itu dikoordinatori oleh Bob Hasan, dia pun tidak tahu Bob Hasan itu dari komunitas atau ormas Madura apa.

“Saya takutnya ini hanya untuk kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. Yang pasti, kami dari Ormas Madas mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Wali Kota Surabaya bersama jajaran Pemkot Surabaya,” ujarnya.

 


Pos Beroperasi 24 Jam Nonstop

Tes Covid-19 di Suramadu. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Johnny Eddizon Isir mengecek posko penyekatan di arus Jembatan Suramadu, baik disisi Surabaya dan Madura dengan tujuan memberantas penyebaran serta antisipasi adanya varian baru covid-19.

Dari keterangan Kasitipol Polrestabes Surabaya, Kompol Lukito saat berada di lokasi, mengatakan penyekatan ini dilakukan dalam waktu 24 jam dari pagi hingga malam.

Menurutnya, setiap warga yang hendak melakukan penyebrangan di Jembatan Suramadu dihentikan dan diperiksa.

"Apabila warga yang akan menyebrang dapat menunjukkan surat keterangan swab dari pihak Rumah Sakit atau Puskesmas, maka kami mempersilakan. Namun, apabila tidak bisa menunjukkan surat tersebut, maka mereka kami hentikan dan swab di posko penyekatan," ucapnya, Kamis, 17 Juni 2021.

Sementara itu, Kasat Pol PP Kota Surabaya Eddy Chrinstijanto yang sedang memantau posko-posko disisi wilayah Madura mengatakan, tujuan dari penyekatan ini adalah bermaksud untuk mengatasi masalah kasus covid-19 yang pernah meningkat beberapa pekan terakhir dengan cara menscrining serta melakukan tes swab di Pintu Masuk Jembatan Suramadu.

"Harapan kami, dengan dilaksanakannya kegiatan ini demi kesehatan kita semua," tegas Kasat Pol PP Kota Surabaya Eddy Chrinstijanto.

 


Sempat Ricuh, Polisi Tambah Personel

brilio/frs

Sebuah video ramai diperbincangkan di grup Whatsapp yang memperlihatkan kericuhan pengendara motor yang tidak tertib antre tes swab antigen di pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya pada Jumat 18 Juni dini hari tadi.

Untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang, Polda Jatim akan menambah pasukan dan memperketat pengamanan di Posko Penyekatan Suramadu sisi Surabaya.

"Penambahan personel, kemudian rekan-rekan tenaga kesehatan tentunya adalah evaluasi kita untuk perbaikan ke depan," ujar Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo.

Slamet mengatakan, apa yang dilakukan oleh pemerintah melalui posko penyekatan Suramadu ini tak lain adalah untuk menjaga keselamatan bersama. Sebab, saat ini terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan serta Surabaya.

Sehingga, pemerintah sudah dan akan terus melakukan koordinasi terkait dengan strategi penanganan Covid-19 agar segera melandai dan tidak menulari lebih banyak orang.

"Kegiatan ini tentunya adalah untuk melindungi saudara-saudara kita. Untuk itu, tolong kita bersama-sama menahan diri, apa yg dilakukan rekan-rekan TNI, Polri dan Dinkes ini semata-mata keterpanggilan jiwa kita, untuk menyelamatkan warga masyarakat. Khususnya di Jatim," ucapnya.

Slamet tak menutup mata jika memang ada kekurangan dalam pelaksanaan penyekatan. Seperti harus sabar menunggu giliran swab yang membuat sebagian orang yang memiliki keperluan mendesak jadi terburu-buru sehingga harus merebut KTP yang dipegang petugas.

"Masyarakat harus tertib dan antri menahan diri, kalaupun ada kegiatan yang memang mendesak sampaikan ke petugas sehingga tidak ada lagi nanti masyarakat yang berebut dan membuat riuh masyarakat lainnya," jelas dia.

 


Kronologi Versi Polisi soal Kericuhan

Indahnya Jembatan Suramadu di malam hari. (Liputan6.com/ Ahmad Ibo)

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum menjelaskan kronologi kericuhan yang terjadi di pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya pada Jumat dini hari tadi, 18 Juni 2021.

"Kejadiannya karena volume kendaraan cukup tinggi, mulai pukul 02.00 pagi, khususnya kendaraan roda dua, pada pukul 03.00 pagi semakin banyak dan terjadi penumpukan," ujar Ganis.

Ganis mengungkapkan, karena masyarakat mengantre tidak sabar, akhirnya insiden di Jembatan Suramadu sisi Surabaya itu tidak terelakkan. Hal tersebut juga dipicu ada warga yang membunyikan klakson, sehingga situasi sempat memanas.

"Kami tetap meminta masyarakat untuk bersabar. Apa yang dilakukan ini demi kebaikan bersama. Kita masih menindaklanjuti meminta keterangan saksi-saksi, sementara ini belum ada tersangka," ucap dia.

Ganis menegaskan, pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dan evaluasi supaya kejadian di Jembatan Suramadu tersebut tidak terulang dikemudian hari.

"Sesuai prosedur dan arahan, petugas yang berjaga akan melaksanakan tugas 2x24 jam," tegas Ganis.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya