Liputan6.com, Jakarta- Rissa Wahyuningtyas hanyalah seorang gadis biasa. Namun tak disangka, meski baru kuliah di bangku semester 4, dia sudah mampu merintis bisnis kecil-kecilan. Memang tak sebesar skala pabrik, namun usaha Rissa telah membantu hidup 7 orang karyawannya.
Diawali dari keprihatinan terhadap kondisi korban PHK di daerahnya, gadis asal Jepara, Jawa Tengah ini terdorong untuk membangun usaha produksi dan penjualan kerudung serta hanger kayu agar bisa mempekerjakan para ibu dan bapak yang tak lagi memiliki penghasilan.
Advertisement
Walau tak memiliki pengalaman berbisnis, Rissa sadar dia harus Berani Berubah. “Jadi mereka semuanya pernah kerja di pabrik atau furnitur yang dulunya memang dikeluarkan, terus kita tampung nih di sini, kita kerja bareng gitu,” tutur Rissa kepada Tim Berani Berubah.
“Sistemnya bukan saya bos dia karyawan, tapi di sini kita bareng-bareng,” sambung dia.
Dimulai sejak Juni 2020 ketika kasus Covid-19 sedang marak-maraknya, Rissa merekrut 4 orang ibu-ibu yang bisa menjahit dan 2 orang bapak-bapak yang pandai mengolah kayu. Penjualan sendiri dia lakukan lewat sosial media Facebook dan Instagram.
Usahanya pun berbuah manis. Bisnis kerudung dan hanger kayu Rissa baru berjalan satu tahun, namun followers di Instagram telah mencapai lebih dari 8.000 orang.
Per harinya, Rissa mampu membayar setiap karyawannya sebesar Rp100.000 hingga Rp200.000, tergantung dari pesanan yang ada. Dia sendiri tidak mengambil untung besar, sebab karyawanlah yang diutamakan.
“Dulu itu saya memecah celengan isinya Rp 450.000, itu isinya receh semua, buat kita beli modal awalnya,” ungkap Rissa.
“Alhamdullilah, dari pertama kali itu kita pakai Rp 450.000 dan sekarang sudah di angka Rp 4 juta-Rp 6 juta (penghasilan) perbulannya,” lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ingin Merekrut Lebih Banyak Korban PHK
Rissa bercita-cita bisa merekrut lebih banyak lagi warga daerahnya yang menjadi korban PHK akibat pandemi Covid-19. Dia ingin agar mereka bisa berpenghasilan meski hanya bekerja dari rumah, serta tak perlu kembali bekerja di pabrik.
“Di sini harapannya semoga ibu-ibu atau bapak-bapak kita itu nggak kembali lagi ke pabrik, yang mana kerjanya dari subuh sampai maghrib. Nggak kenal tetangga, anak terlantar,” ujar Rissa.
“Ke depan ya semoga bisa beli tanah, nanti kita bangun gudang kecil-kecilanan, bisa buat alat-alat kita. Alat-alat sudah bisa menyediakan banyak, terus nanti bisa mempekerjakan orang lebih banyak lagi,” dia mengakhiri.
Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Ingin tahu cerita lengkapnya, simak dalam video berikut ya.
Advertisement