Liputan6.com, Jakarta COVID-19 varian baru telah masuk ke Indonesia. Tiga varian mutasi yang telah masuk itu dikenal dengan sebutan Alpha, Beta, dan Delta.
Ketiga varian tersebut juga dapat menimbulkan berbagai gejala yang beragam dan cenderung berbeda satu sama lain.
Advertisement
Gejala Klasik COVID-19
Sejauh ini berbagai data menunjukkan bahwa gejala COVID-19 yang umum adalah:
-Demam
-Batuk
-Kehilangan penciuman atau rasa
-Nyeri otot
-Mual
-Diare
Gejala Varian Alpha
Ahli virus di University College London, Inggris, Gregory Towers, menyebutkan gejala yang ditimbulkan varian alpha lebih parah ketimbang gejala dari COVID-19 varian klasik atau varian pertama.
Gejala yang paling khas dari varian ini adalah:
-Batuk berlendir
-Mengeluarkan lendir bervirus dari mulut dan hidung
“Orang yang terinfeksi varian Alpha memiliki reaksi yang lebih kuat daripada varian lainnya, batuk dan mengeluarkan lendir yang mengandung virus tidak hanya dari mulut mereka, tetapi juga hidung mereka,” ujar Towers mengutip, newyorktimes.com, Sabtu (19/6/2021).
Simak Video Berikut Ini
Gejala Varian Beta
Varian Beta yang awalnya dikenal dengan varian Afrika Selatan atau B.1.351, memiliki beberapa perubahan signifikan yang sedang dipelajari para ahli.
Melansir bbc.com, varian Beta membawa mutasi yang disebut N501Y yang membuatnya lebih menular atau mudah menyebar.
Seperti versi aslinya, risikonya paling tinggi untuk orang yang berusia lanjut atau memiliki kondisi kesehatan mendasar yang signifikan. Gejalanya pun tidak jauh berbeda dengan varian klasik yakni:
-Demam
-Indra penciuman hilang
-Sakit kepala
-Batuk terus-menerus
-Sakit perut
-Sakit tenggorokan
Advertisement
Gejala Varian Delta
Menurut profesor epidemiologi genetik di King's College London, Tim Spector, varian Delta dapat menimbulkan gejala sebagai berikut:
-Sakit kepala
-Sakit tenggorokan
-Flu parah
-Demam
-Batuk
“Varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India terasa seperti flu yang buruk,” kata Spector mengutip theguardian.com, Sabtu (19/6/2021).
Data menunjukkan bahwa varian Delta setidaknya 40 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Kent, Inggris, dan tampaknya menggandakan risiko rawat inap. Ini juga membuat vaksin agak kurang efektif, terutama setelah hanya satu dosis.
Spector menambahkan bahwa dengan Delta, batuk tampaknya menjadi gejala paling umum kelima, dan hilangnya penciuman tidak masuk dalam 10 besar.
Infografis Jakarta Terancam Genting COVID-19
Advertisement