5 Alasan Seseorang Tetap Bertahan dalam Hubungan Beracun

Ada beberapa alasan seseorang tetap bertahan dalam sebuah hubungan beracun. Ini dia.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 19 Jun 2021, 14:03 WIB
ilustrasi pasangan bertengkar/photo created by drobotdean - www.freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Menurut psikoterapis Ginnie Love Thompson, setiap hubungan memiliki tingkat toxic yang berbeda-beda. Meskipun normal untuk mengalami pasang surut dalam suatu hubungan, adalah bijaksana juga untuk mengetahui kapan saatnya untuk melepaskan.

Sayangnya, seringkali hal tersebut lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Berikut ini beberapa alasan mengapa seseorang tetap berada dalam hubungan beracun dan tidak sehat seperti dihimpun dari Brightside.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


1. Takut kesepian

Ilustrasi Bertengkar dengan Pasangan Credit: pexels.com/cottonbro

Menurut sebuah penelitian, rasa takut sendirian dapat membuat orang bertahan dalam hubungan yang merusak, karena alasan sederhana bahwa "lebih baik" memiliki pasangan yang tidak sempurna daripada menjadi lajang.

Hal ini beradal dari anggapan bahwa menjadi lajang atau "sendirian" adalah hal yang negatif. Padahal kenyataannya, sama sekali tidak ada yang salah dengan itu.

 


2. Memiliki harga diri yang rendah

Ilustrasi Pasangan Seumuran Credit: pexels.com/pixabay

Studi juga menunjukkan bahwa orang yang memiliki harga diri rendah memiliki kecenderungan untuk tetap berada dalam hubungan yang tidak sehat. Setelah mengalami pelecehan dan perilaku beracun begitu lama, mudah bagi orang untuk jatuh ke dalam perangkap percaya bahwa mereka bersalah atas perilaku beracun pasangan mereka.

Harga diri yang rendah juga dapat membuat orang mempertanyakan nilai mereka sendiri dan apa yang mereka bawa ke dalam hubungan.

 


3. Merasa bertanggung jawab atas pasangan

Ilustrasi Pasangan Credit: pexels.com/Ginnie

Setelah situasi atau konfrontasi yang tidak menyenangkan, pelaku terkadang akan membalikkan keadaan dan membuat pasangannya merasa bersalah atau seolah-olah mereka yang menjadi korban, meskipun sebenarnya tidak. Ini umumnya dikenal sebagai gaslighting.

Perilaku ini sering berkembang secara bertahap, sehingga menyulitkan seseorang untuk menyadari hal itu terjadi. Merasakan kecemasan, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk memercayai diri sendiri dan tindakan diri sendiri adalah tanda-tanda gaslighting.

 


4. Percaya bahwa pasangannya akan berubah

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/arif riyanto

Banyak orang yang berada dalam hubungan beracun terkadang bertahan karena mereka mencintai pasangannya dan percaya bahwa suatu saat akan membaik atau bahwa hubungan tersebut dapat diselamatkan.

Mereka juga mungkin berasumsi bahwa perilaku tidak sehat pasangannya adalah hasil dari keadaan yang sulit, atau bahwa mereka dapat mengubah hubungan dengan menjadi pasangan yang lebih baik.

Namun pada kenyataannya, perilaku tersebut seringkali hanya menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.

 


5. Takut ditolak

ilustrasi pasangan bertengkar/photo created by yanalya - www.freepik.com

Alasan lain adalah penolakan. Mereka tetap berada dalam hubungan yang tidak sehat karena mereka takut ditolak di masa depan, sehingga mereka melekat pada pasangan mereka saat ini. Orang yang takut ditolak bisa mengalami kesulitan mengekspresikan diri dan membela diri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya