Alasan Jokpro Dorong Jokowi 3 Periode

Duet Jokowi-Prabowo pada 2024 diklaim untuk mencegah polarisasi ekstrem.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 19 Jun 2021, 15:03 WIB
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mendapat ucapan selamat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Negara Iriana seusai pelantikan Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Komunitas Jokowi-Prabowo atau disingkat Jokpro melaksanakan syukuran di sekretariat Jokpro 2024. Sekjen Jokpro Timothy Ivan Triyono menyampaikan, komunitasnya ingin memastikan Jokowi lanjut ke periode ketiga agar tak ada polarisasi antar rakyat Indonesia.

"Mendukung Pak Jokowi harus dilanjutkan periode ke tiga," katanya dalam syukuran yang digelar daring, Sabtu (19/6/2021).

Timothy juga menyebut alasan Jokowi harus didukung tiga periode, supaya pembangunan yang tengah berlangsung tidak berhenti di tengah jalan.

"Karena pembangunan ini kalau sampai dipotong bahaya, kita akan mulai dari nol kayak Pertamina," katanya.

Selain itu, ia menyebut duet Jokowi-Prabowo bisa melindungi kaum minoritas seperti dirinya.

"Ini untuk mencegah polarisasi ekstrem, apalagi buat saya yang double minority. Saya sangat merasa Jokowi- prabowo ini sangat perlu sekali. Ayo sama-sama gabung sama kami untuk Jokowi-Prabowo," ucapnya.

Saksika video pilihan di bawah ini:


Agar Tidak Terjadi Polarisasi

Sementara itu, penasihat Jokrpo M Qodari mengklaim gagasan Jokowi tiga periode bukan hanya ide Jokpro, melainkan rakyat Indonesia.

"Yang punya gagasan ini adalah rakyat Indonesia. Gagasan ini ada di banyak kepala rakyat Indonesia. Ternyata saya tidak salah," ucapnya.

Seperti Timothy, Qodari menyebut alasan pembuatan komunitas agar tidak terjadi polarisasi masyarakat seperti di Pilpres 2019.

"Pengagas pertama saya. Karena saya melihat masalah polarisasi di tahun 2024 itu kecenderungannya akan semakin menguat, lebih kuat dibandingkan 2014 dan 2019. Solusinya menggabungkan dua tokoh merupakan representasi terkuat masyarakat Indonesia yaitu Prabowo dan Jokowi, Jokowi dan Prabowo sehingga polarisasi itu tidak terjadi," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya