Kisah Petani Tidak Sengaja Tanam Mangga Termahal di Dunia

Petani membeli pohon mangga termahal di dunia itu hanya seharga Rp400 ribu-an.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Jun 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi buah mangga | Morris Lowery Jr dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Tidak pernah disangka seorang petani asal India, Sankalp Singh Parihar, bahwa perjalanannya empat tahun lalu akan berbuah mangga termahal di dunia. Mengutip Vice Asia, Sabtu, 19 Juni 2021, kala itu, ia tengah menuju kota Chennai untuk mencari benih kelapa hibrida.

Selama berada di kereta api, ia mengobrol dengan seorang pria yang duduk di seberangnya. Ketika pria itu mengetahui bahwa Parihar adalah seorang petani, ia menawarkan untuk menjual pohon mangga khusus kepadanya seharga 2,5 ribu rupee (Rp488 ribu).

Karena penasaran, Parihar memutuskan membeli pohon tersebut. "Saya tidak tahu apa jenis mangga itu, tapi saya menamakannya Damini dari nama ibu saya dan menanamnya," kata pria yang tinggal di kota Jabalpur tersebut.

"Saya menanamnya seperti tanaman mangga biasa. Tapi, beberapa bulan kemudian, saya melihat bahwa itu (pohon) telah mengembangkan warna merah yang indah," imbuhnya.

Ketika tersiar kabar bahwa Parihar memiliki varietas mangga khusus warna merah di ladangnya, petani itu didekati pengusaha asal kota Surat dan Mumbai. "Hanya ketika mereka menawari saya lebih dari 21 ribu rupee (Rp4,1 juta) untuk (pohon) itu, saya menyadari itu adalah sesuatu yang berharga,” tuturnya.

Mangga spesial yang kebetulan ia temui sebenarnya adalah mangga Miyazaki Jepang. Itu dianggap sebagai varietas mangga termahal di dunia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mangga Miyazaki yang Termasyhur

ilustrasi mangga/Photo by HOTCHICKSING on Unsplash

Dikenal juga sebagai "Telur Matahari," mangga Miyazaki sering ditemukan di lelang khusus di Jepang. Menurut laporan media lokal Jepang, sekotak berisi dua buah mangga Miyazaki dijual seharga setengah juta yen (Rp66 juta) pada 2019.

Rata-rata satu mangga Miyazaki berharga 50 dolar Amerika Serikat (AS) (Rp724 ribu) dan dianggap sebagai hadiah mewah. Itu diseratakan dengan cokelat premium sebagai buah tangan.

Mangga ini memiliki kulit luar berwarna merah tua, tekstur lumer di mulut, dan rasa yang sangat manis. "Daging (buah mangga) seperti agar-agar, warnanya memukau, dan kulit luarnya bahkan bisa dimakan," kata Parihar.

Mereka berasal dari Prefektur Miyazaki di Pulau Kyushu dan ditanam dalam kondisi yang ketat dengan kontrol kualitas untuk memastikan kandungan gula 15 persen, serta berat minimum 350 gram. Petani Jepang biasanya menangguhkan mangga di jaring kecil dalam pengaturan rumah kaca yang suhunya dikontrol.

Ini memastikan bahwa mangga mendapat sinar matahari yang cukup untuk mengembangkan kulit merahnya yang khas. Juga, memungkinkannya jatuh secara alami ke dalam jaring saat matang dan manis.


Mempermudah Akses Petani India

Ilustrasi mangga. (Sumber: Pixabay)

Kendati demikian, menurut Parihar, mangga dapat tumbuh secara organik di iklim India yang sejuk dan lembap tanpa perlu perhatian khusus. "Karena saya tidak tahu jenis mangga ini, saya menanamnya seperti menanam varietas India biasa seperti alphonso,” katanya.

Sekarang, ia ingin membuat mangga termahal di dunia lebih mudah diakses petani India. "Visi saya membuat setiap rumah tangga India harus mampu membeli mangga ini," katanya. "Di Jepang, itu mahal karena ditanam di lingkungan yang mahal. Di India, kami dapat menumbuhkannya secara alami dan mengurangi pengeluaran."

Saat ini Parihar telah berhasil menanam sekitar 52 buah mangga di kebunnya. Terlepas dari godaan harga selangit, ia dan istrinya, Rani, telah memutuskan untuk tidak menjual buah-buahan tersebut. "Ini adalah bayi kami dan fokus kami saat ini adalah terus memelihara mereka dan menggunakan biji buah untuk menanam yang baru,” ungkapnya.

Pasangan itu berencana terus menanam varietas mangga istimewa ini hingga memenuhi seluruh kebun mereka. Di sisi lain, perhatian yang tiba-tiba diterima membuat mereka khawatir dirampok. Jadi, mereka menyewa pasukan yang terdiri dari sembilan anjing penjaga dan tiga penjaga keamanan untuk melindungi mangga sepanjang waktu.

"Tahun lalu, setelah saluran berita lokal melaporkan bahwa kami memiliki mangga ini, seorang pencuri mendobrak dan mencuri 14 mangga,” katanya. "Jadi sekarang kami telah menyewa tim penjaga dan membayar mereka delapan ribu rupee (Rp1,6 juta) setiap bulan. Saya lebih suka membayar untuk keamanan daripada kehilangan mangga ini, karena bagi kami, mereka jauh lebih berharga daripada uang.”


Infografis Hari Tani Nasional

jumlah petani indonesia turun sejak tiga tahun terakhir (liputan6/yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya