Liputan6.com, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin melihat kantong mata Presiden Joko Widodo atau Jokowi makin menghitam.
Hal tersebut dipercaya Ngabalin sebagai dampak kurang tidur akibat memikirkan solusi terbaik pengendalian Covid-19.
Advertisement
"Presiden juga lagi kurang tidur, saya kira dengan hal ini. Kelihatan dari kantong matanya, kami sangat tahu itu, situasi seperti ini beliau kurang tidur," ujar Ngabalin saat berbincang dengan Liputan6.com lewat sambungan telepon, Minggu (20/6/2021).
Ngabalin menambahkan, Presiden Jokowi saat ini tengah mendengar seluruh masukan terkait lonjakan angka kasus Covid-19. Khususnya, pertimbangan para ahli yang nantinya akan menentukan arah kebijakan diambilnya.
"Saya percaya, presiden pasti mengerti dan memiliki pertimbangan sendiri dalam menghadapi masalah ini. Paling penting bahwa dalam mengambil keputusan soal ini presiden selalu meminta masukan dan analisa dari epidemiologi," kata dia.
Selain itu, Ngabalin juga meyakini, Presiden Jokowi terus meminta bantuan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap munajatnya.
Sebab, menurut Ngabalin, bantuan dari Tuhan mampu memberi kekuatan dalam menghadapi situasi sesulit apa pun.
"Selain usaha dan pikiran pasti beliau menghadapi dalam malam-malam panjangnya bermunajat kepada Allah menghadapi situasi seperti ini," Ngabalin menandaskan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Soal Lockdown
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin buka suara soal desakan lockdown atas situasi lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. Sebagai representatif presiden, Ali menegaskan desakan itu tentu sudah masuk ke telinga Presiden Jokowi.
"Kita dalam mengambil keputusan dalam menghadapi covid varian baru ini tidak suka-suka, ini mesti sejalan dengan para ahli," kata Ngabalin saat berbincang dengan Liputan6.com lewat sambungan telepon, Minggu (20/6/2021).
Ngabalin menambahkan, dalam mengambil sebuah kebijakan terkait pandemi Covid-19, khususnya varian baru saat ini, Jokowi pastinya mempertimbangan usulan dari sekian banyak cara alternatif dari para ahli.
"Karena itu awal-awal Pak Presiden (Jokowi) selalu minta pertimbangan dan nasihat, kalau ada usul 2,3,4 cara, tentunya itu menurut masukan para ahli," yakin Ngabalin.
Ngabalin menegaskan, tidak gampang bagi pemerintah, khususnya Presiden Jokowi membuat sebuah keputusan. Terlebih, lockdown atau karantina total dengan level nasional memiliki dampak yang kompleks.
"Tidak gampang bagi orang untuk berteriak lockdown karena kita punya sejarah pada awal covid, presiden punya pertimbangan matang, pada saat itu PSBB," tegas Ngabalin.
Ngabalin meyakini, apa pun yang tengah dipertimbangan presiden saat ini adalah yang terbaik nantinya untuk rakyat Indonesia.
"Jadi tidak mungkin pemerintah membuat sebuah kebijakan menyengsarakan rakyat," Ngabalin menandasi.
Advertisement