Transformasi Digital, Pintu Masuk UMKM Labuan Bajo Rambah Pasar Global

Transformasi digital menjadi pintu masuk bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf)

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2021, 10:30 WIB
Transformasi digital menjadi pintu masuk bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya Labuan Bajo untuk merambah pasar domestik dan global.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina mengatakan, transformasi digital menjadi pintu masuk bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya Labuan Bajo untuk merambah pasar domestik dan global.

Saat ini, sebanyak 14 juta dari 64 juta UMKM di Indonesia telah bertransformasi ke platform digital. Jumlah itu dipastikan terus meningkat sehingga akan menciptakan pelaku-pelaku UMKM yang produktif dan berdaya saing. Pada tahun 2020, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun.

Selain itu, kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional juga meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada dan menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi.

“Digitalisasi akan menciptakan pelaku UMKM produktif berdaya saing tinggi, yang menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi nasional. Kami bertekad untuk menciptakan etalase digital untuk produk-produk industri kreatif agar dapat memajukan UMKM di Labuan Bajo,” kata Shana di Labuan Bajo, NTT, Senin (21/6/2021).

Dia mengatakan, pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini pelaku UMKM setempat menghadapi kendala serius, khususnya dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan, karena jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah itu turun signifikan selama masa pandemi.

BPOLBF terus berinovasi dan memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM untuk bertransformasi ke sistem digital. Sebab, lanjutnya, masih banyak pelaku UMKM yang belum memanfaatkan akses digital untuk menjual produk-produknya.

Shana mengungkapkan, usai penyelenggaraan Kilau Digital Permata Flobamora, yang diresmikan pembukaannya oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Jumat (18/6/2021), BPOLBF menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang Pengembangan Parekraf Labuan Bajo Flores dengan pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Kerja sama ini mencakup peningkatan kapasitas UMKM serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) sektor Parekraf di 11 wilayah koordinatif BPOLBF dan Provinsi Jawa Barat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Buka Akses Pasar

Keindahan Pulau Padar, Labuan Bajo. (Bola.com/Pixabay)

Nota Kesepahaman ditandatangani Dirut BPOLBF Shana Fatina dan Plh Direktur Komite Ekonomi Kreatif dan Inovasi Jawa Barat (Kreasi Jabar) Harry Mawardi, disaksikan Direktur Pemasaran BPOLBF Raisa Lestari Niloperbowo, Wakil Direktur Plh Kreasi Jabar Agung Pascasuseno, Kepala Divisi Amenitas dan Daya Tarik Wisata BPOLBF, Farhan Riyandi, serta Manajer Kerja Sama dan Sinkronasi Kebijakan Kreasi Jabar Wika Pratiwi.

“Digitalisasi akan membuka akses seluas-luasnya bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan jumlah produk yang dijual di etalase digital, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Nah, ketika pembelian meningkat, kesejahteraan pelaku UMKM juga naik dan ekonomi kita bisa terdorong secara nasional,” jelas Shana.

Selain itu, lanjutnya, BPOLBF juga menjalin kerja sama sinergis dengan maskapai penerbangan Lion Air, dalam pelayanan pengiriman produk-produk UMKM binaan BPOLBF, menggunakan jasa Lion Parcel baik di dalam maupun luar negeri.

“Beragam oleh-oleh khas Labuan Bajo dikemas dalam paket khusus bertuliskan Made in Floratama. Kami siapkan dalam berbagai ukuran untuk memudahkan wisatawan membawa oleh-oleh ke dalam kabin maupun bagasi pesawat," kata Shana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya