Kisah Coca Cola Masuk ke Indonesia

Coca Cola memiliki kisah yang panjang masuk ke Indonesia. Yuk simak ulasannya.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jun 2021, 07:51 WIB
Ilustrasi coca-cola (AFP/Justin Sullivan)

Liputan6.com, Jakarta - Tindakan Cristiano Ronaldo menyingkirkan botol minuman Coca Cola pada jumpa pers jelang pertandingan Portugal lawan Hongaria menyita perhatian publik. Gara-gara menyingkirkan dua botol minuman membuat saham Coca Cola turun 1,6 persen.

Dengan saham Coca Cola yang turun membuat kapitalisasi pasar saham Coca Cola susut USD 4 miliar dari USD 242 miliar menjadi USD 238 miliar.

Bicara Coca Cola, perusahaan asal Amerika Serikat ini memiliki sejarah panjang. Pada 8 Mei 1886, ahli farmasi Dr John Pemberton menyajikan Coca Cola pertama di dunia di Jacob’s Pharmacy di Atlanta,GA. Dari satu minuman tersebut, perusahaan Coca Cola makin berkembang.

Hal ini ditunjukkan ketika perseroan akuisisi Minute Maid pada 1960 yang menjadi langkah pertama Coca Cola untuk menjadi total perusahaan minuman.

Mengutip laman Coca Cola Company, kini kategori minuman Coca Cola tidak hanya minuman bersoda tetapi ada jus, minuman isotonik, minuman air dalam kemasan, kopi dan teh. Perseroan memiliki 200 merek dari Coca Cola hingga Costa Coffee. Produk Coca Cola pun telah menjangkau lebih dari 200 negara. Hal ini termasuk Indonesia.

Coca Cola masuk Indonesia juga memiliki kisah tersendiri. Mengutip laman coca-colaamatil.co.id, Coca Cola dijual pertama kali di Indonesia sekitar 1927. Botol pertama diimpor oleh seorang insinyur Belanda bersama de Koenig. Kemudian pada 1932, diproduksi secara lokal oleh pembotolan De Water Nederlands Indische Mineral Fabriek di Batavia, Indonesia.

Sempat berhenti pada 1942, Coca Cola mulai kembali diproduksi oleh Indonesia Bottler Limited (IBL), perusahaaan nasional yang didirikan oleh TH Ticoalu, Tatang Nana dan Harry Handoyo. Pabrik itu memproduksi 1.000-1.500 botol Coca Cola setiap hari. Pabrik itu juga mempekerjakan 25 orang yang dibantu ole 3-7 truk untuk pendistribusian.

Pada 1971, Djaja Beverage Bottling memulai produksi kembali setelah era revolusi pada 1960, dan memperkenalkan Sprite. Kemudian pada 1973, Fanta diperkenalkan di Indonesia. 

Selanjutnya pabrik commercial product supply (CPS) didirikan untuk memenuhi pasokan bahan dasar minuman pada 1977. Pada 1986, Diet Coke diperkenalkan, sekaligus menandakan kehadiran produk kaleng untuk pertama kali di Indonesia.

Pada 1992, Coca Cola Amatil Indonesia mulai beroperasi di Indonesia.  Coca Cola Amatil Indonesia mulai produksi dalam botol plastik (PET) untuk pertama kali pada 1996. Perseroan pun mengenalkan Frestea pada 2002, dan akuisisi merek lokal air minum dalam kemasan Ades. Selanjutnya pada 2008, Minute Maid dan Coke Zero diperkenalkan di Indonesia. Pada 2012, Coca Cola Amatil Indonesia akuisisi pabrik baru di Cikedokan,Bekasi.

Pada 2016, Coca Cola Amatil Indonesia mempekerjakan lebih dari 12.000 karyawan orang di delapan pabrik pembotolan dan lebih dari 200 pusat penjualan dan distribusi di seluruh negeri.


Sempat Duduki Posisi Teratas Merek Perusahaan Termahal di Dunia

(Foto: Ilustrasi Coca Cola. Dok Unsplash/Bradley Pisney)

Coca Cola pernah menduduki posisi teratas sebagai merek perusahaan termahal di dunia sejak 2000. Namun, posisi Coca Cola digeser oleh Apple pada 2013. Hal itu berdasarkan survei perusahaan konsultan pemasaran Interbrand yang berjudul “Best Global Brand Report”.

Perusahaan itu menjaring 100 merek terama di dunia berdasarkan nilainya. Interbrand merupakan perusahaan terafiliasi dengan konglomerasi periklanan global, Omnicom. Pada 2013, merek Coca Cola senilai USD 79,21 miliar, sementara itu Apple berada di posisi USD 98,31 miliar.

Mengutip laman Interbrand, pada 2020, Apple masih menduduki sebagai merek perusahaan termahal di dunia dengan nilai sekitar USD 322,999 miliar. Sedangkan Coca Cola berada di posisi enam dengan nilai USD 56,894 miliar.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya