Indonesia Konsumen Halal Nomor 1 Namun Peringkat 5 Produsen Produk Halal

Indonesia bercita-cita menjadi produsen nomor 1 produk halal di dunia pada tahun 2024.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2021, 15:40 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir (kiri) bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kanan) mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Senin (2/12/2019). Rapat membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia harus keluar dari zona nyaman. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar didunia dan memiliki kekayaan alam yang melimpah tidak serta merta menjadikan Indonesia menjadi nomor satu dalam rantai ekosistem halal global.

"Kita harus bangkit dari tidur dan commfort zone kita," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya yang dibacakan Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah, Iggih Achsien dalam acara Opening Ceremony Road to ISEF 8th 2021: Halal Products, Beyond Halal Compliance, Jakarta, Senin (21/6/2021).

Saat ini, dia melanjutkan, Indonesia justru berada di nomor 5 sebagai produsen produk halal dunia. Padahal jumlah muslim terbesar di Indonesia ada di tanah air.

"Kita negara konsumen halal nomor 1 namun masih tingkat kelima produsen produk halal dunia," kata dia.

Sementara itu Indonesia bercita-cita menjadi produsen nomor 1 produk halal di dunia pada tahun 2024. Untuk itu, saat ini menjadi waktu yang tepat untuk mengubah cita-cita tersebut menjadi kenyataan.

Caranya dimulai dengan memberikan keberpihakan kepada UMKM dan pelaku usaha lokal. Membangun kekuatan dan kemandirian pelaku usaha untuk menjadi produsen.

"Kita harus membangun kekuatan dan kemandirian pelaku usaha kita untuk menjadi produsen," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harus Jadi Eksportir

Erick juga tak ingin pelaku usaha lokal hanya membuat produk halal untuk kebutuhan dalam negeri. Melainkan menjadi eksportir produk halal ke berbagai negara. Termasuk juga pedagangnya, mengurangi impor produk dengan mengekspor produk buatan Indonesia.

"Tidak hanya menjadi prdagang produk halal, tetapi juga bisa mengekspor, tidak hanya mengimpor," kata dia.

Sehingga baik produsen maupun pedagang Indonesia bisa merajai pasar dalam negeri dan luar negeri. Melakukan berbagai upaya terobosan yang berlandaskan standarisasi produk halal.

Tentunya, hal ini tidak mudah dilakukan. Sebab membutuhkan energi lebih dari yang dilakukan saat ini. "Perlu energi, sinergi, inovasi, dan konsistensi. Inisiatif hari ini adalah bagian dari ikhtiar tersebut," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya