Valuasi Grup Amber, Perusahaan Perdagangan Kripto Tembus Rp 14,42 Triliun

CEO Amber Group Michael Wu mengatakan, perusahaan menawarkan kepada investor sejumlah produk uang kripto yang berbeda untuk diinvestasikan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Jun 2021, 22:20 WIB
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Grup Amber, sebuah perusahaan jasa keuangan cryptocurrency atau uang kripto, telah mengumpulkan USD 100 juta karena investor bergegas untuk mendukung perusahaan di industri ini.

Putaran pendanaan baru atau fresh funding memberi valuasi perusahaan rintisan yang berbasis di Hong Kong sebesar USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,42 triliun (asumsi kurs Rp 14.425 per dolar AS).

Bank investasi China Renaissance memimpin putaran dengan partisipasi dari investor terkenal lainnya termasuk Tiger Global Management yang berbasis di New York. Investor eksisting dari pendanaan ini termasuk cabang ventura Coinbase.

Dilansir dari CNBC, Saenin (21/6/2021), pada kuartal kedua 2021, investasi modal ventura ke dalam uang kripto dan startup blockchain mencapai USD 14 miliar, dibandingkan dengan USD 600 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Minat terhadap mata uang kripto, khususnya bitcoin, meningkat tahun ini karena investor institusi dan perusahaan besar masuk. Perusahaan pembayaran Square dan pembuat kendaraan listrik Tesla termasuk di antara perusahaan yang telah membeli bitcoin. Akan tetapi, setelah menyentuh rekor tertinggi USD 64.829,14 pada April lalu, bitcoin telah jatuh hampir setengahnya.

Adapun Amber Group biasanya menjual produk kepada investor institusi dan individu kaya, termasuk perdagangan algoritmik dan produk pinjaman.

CEO Amber Group Michael Wu mengatakan, perusahaan menawarkan kepada investor sejumlah produk uang kripto yang berbeda untuk diinvestasikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Rencana Pendanaan

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Amber Group mengatakan berada di jalur untuk membukukan pendapatan USD 500 juta pada akhir 2021. Menurut Wu, antara 70 persen dan 80 persen dari pendapatan perusahaan berasal dari apa yang disebut margin bunga bersih, atau ukuran profitabilitas pinjaman.

Amber Group mengambil simpanan pelanggan dan menawarkan tingkat bunga kepada mereka, kemudian meminjamkan uang dari kumpulan deposito ke entitas lain dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dan menghasilkan uang dari spread itu.

"Kami tidak menganjurkan spekulasi berat atau penggunaan leverage yang tinggi, melainkan kami ingin pelanggan kami menjadi lebih jangka panjang, fokus pada manajemen risiko dan mendapatkan hasil yang stabil dan menarik,” kata Wu.

Wu mengatakan modal baru yang dikumpulkan akan digunakan untuk "mempekerjakan lebih agresif" dan untuk membuat akuisisi strategis di berbagai bidang seperti keamanan siber.

Akan tetapi, Wu mengatakan, perusahaan juga mencari untuk mengakuisisi orang lain yang memiliki lisensi peraturan di yurisdiksi tertentu, yang dapat memungkinkan Amber Group memasuki pasar baru.

"Saya pikir regulasi selalu menjadi tantangan bagi industri ini karena ini adalah industri yang sangat global. Ini selalu tentang tetap di depan, atau setidaknya tetap waspada terhadap peraturan yang berbeda. Kami selalu mengambil pendekatan yang sangat konservatif untuk itu,” pungkas dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya